"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

MEMBERI PERSEMBAHAN ADALAH TANDA IMAN


Sripture Ibrani 11:4, 17-19

A.   INTRODUCTION
Ada banyak cara yang dilakukan oleh orang Kristen dalam mengekspresikan imannya kepada Tuhan. Menerapkan nilai-nilai kehidupan Kristen yang berlandaskan pada firman Tuhan, melakukan kehendak-Nya dengan taat, mulai dari mengasihi sesama, tekun membaca Alkitab, rajin ke gereja, dan lain sebagainya yang mengidentifikasi bahwa ia adalah seorang yang beriman atau percaya kepada Tuhan.
Ada juga yang mengekspresikan imannya terlalu berlebihan, sering sekali gagal membedakan mana kehendak Tuhan dan mana keinginan diri. Tetapi ada juga yang beranggapan menjadi Kristen, percaya Tuhan Yesus sudah cukup dan tidak perlu berbuat ini dan itu. Iman tanpa pengetahuan yang benar kepada kebenaran firman Tuhan, adalah iman yang pasif, sementara Alkitab berbicara bahwa iman itu harus disertai dengan perbuatan; Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yak. 2:26).
Seorang yang percaya kepada Tuhan akan tampak melalui tindakan dan perbuatan-perbuatan yang memuliakan Tuhan; “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” (Mat. 7:16-17).
Seorang Kristen harus dapat mengukur kadar imannya sendiri kepada Tuhan, bukan berdasarkan anggapan melainkan berdasarkan pengetahuan yang benar melalui kebenaran firman Tuhan. Rasul Paulus berdoa kepada Tuhan untuk jemaat-jemaatnya supaya mereka memiliki pengetahuan yang benar untuk pertumbuhan iman mereka; Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah. (Fil. 1:9-11).
Di dalam surat Ibrani 11:1-40 mencatat tentang saksi-saksi iman dari tokoh-tokoh Alkitab. Mereka mengekspresikan imannya kepada Tuhan dalam situasi dan keadaan yang berbeda-beda, namun mereka telah meninggalkan teladan  yang baik untuk generasi umat Tuhan sampai sekarang ini.
Salah satu cara atau teladan yang diwariskan kepada umat Tuhan sampai sekarang ini dalam mengekspresikan imannya kepada Tuhan adalah memberi korban persembahan kepada Tuhan sebagai tanda imannya.
B.   CONTENTS
Dalam Catatan Surat Ibrani 11:1-40, tentang saksi-saksi iman, kita dapat melihat dua tokoh yang mengekspresikan imannya kepada Tuhan melalui ketaatan memberi korban persembaban, yaitu;

1.    HABEL (Ay. 4)
Korban Persembahan yang dipersembahkan kepada Tuhan oleh Habel lahir dari hati yang beriman kepada Tuhan. “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.”
Kisah Habel dapat kita temukan di dalam Kitab Kejadian 4:1-16. Menurut penulis surat Ibrani, Habel telah memberi korban persemabahan yang lebih baik dari kakaknya, Kain. Kain adalah seorang petani dan Habel adalah seorang gembala kambing domba atau seorang peternak. Kain mempersembahkan hasil tanahnya dan Habel mempersembahkan anak sulung dari domba-domba, yaitu lemak-lemaknya. Tuhan mengindahkan korban persembahan Habel, karena ia telah mempersembahkan yang terbaik, yaitu persemabahan yang lahir dari iman kepada Tuhan.
Persembahan yang baik dan benar adalah persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Persemabahan yang baik adalah tanda iman. Itulah yang telah disampaikan oleh Daud; “Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.” (Mzm. 4:6).
Habel adalah manusia pertama yang mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Ia meninggalkan, ia telah mengawali apa yang baik dan berkenan di hadapan Tuhan sebagai tanda iman dan kepercayaannya. Penulis Surat Ibrani mencatat dia dalam daftar orang-orang yang telah menjadi saksi-saksi iman bahkan dari daftar itu, ia menempatkannya pada urutan yang pertama. Artinya bahwa, Habel adalah orang yang pertama memberikan teladan yang baik sebagai tanda imannya kepada Tuhan. Sebaliknya, Kain adalah orang yang pertama kali memberikan teladan yang tidak baik dalam memberikan korban kepada Tuhan. Tuhan tidak berkenan dengan persembahannya. Karena itu, Kain menjadi orang galau yang pertama di dunia ini yang kemudian menginveksi kepada orang-orang zaman sekarang; “… tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?” (Kej. 4:5-6).
Orang Kristen yang beriman akan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan, dan orang Kristen yang menghitung untung rugi ketika memberi korban persembahan kepada Tuhan, bisa jadi virus Kain masih menginveksi sampai sekarang ini, yang melahirkan karakter-karakter galau.
Orang Kristen yang baik adalah orang Kristen yang mewariskan karakter iman kepada generasi-generasi berikutnya, menanamkan rasa takut dan hormat kepada Tuhan termasuk dalam hal memberi korban persembahan yang baik sebagai tanda iman kepada Tuhan. Orang Kristen harus menjadi pelopor iman yang akan terus tersemat dalam hati orang-orang percaya berikutnya. Tidak ada yang lebih membanggakan ketika nama kita disebut dalam sejarah yang melahirkan generasi-generasi yang takut akan Tuhan seperti Habel yang disebut dalam Surat Ibrani setelah ribuan tahun berlalu. Salomo mengatakan bahwa; “Nama baik lebih berharga dari kekayaan besar”. (Ams. 22:1a).

2.    ABRAHAM (Ay. 17-19)
Nama berikutnya yang dicatat penulis Surat Ibrani sebagai orang yang taat mempersembahkan Korban sebagai tanda iman kepada Tuhan adalah Abraham (Kej. 22:1-19).
Kisah Abraham adalah kisah yang tidak popular dan hanya satu-satunya yang pernah terjadi. Sangatlah tidak masuk akal jika Abraham di minta Tuhan untuk mempersembahkan anak kandungnya sendiri sebagai Korban. Ishak adalah anak perjanjian yang lahir di usianya yang sudah sangat tua, satu-satunya yang akan meneruskan keturunannya dan mewarisi segala yang mereka miliki. Namun Tuhan berfirman kepada Abraham supaya Ia mempersembahkan anaknya; “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kej. 22:1-2).
Betapa pedihnya perasaannya Abraham untuk menuruti perintah Tuhan, namun karena imannya, ia pun taat kepada perintah Tuhan (Kej. 22:3-10). Ia tidak banyak bertanya mengapa Tuhan melakukan itu kepadanya. Ia mau mempersembahkan anaknya itu sebagai tanda iman dan ketaatannya kepada perintah Tuhan.
Perintah Tuhan ini sangat berat dan pasti menyesak di dalam hati. Jika Tuhan meminta supaya mempersembahkan apa yang kita sayangi, tentu kita akan berpikir seribu kali sebelum memutuskan untuk berkata ya. Tetapi Tuhan tidak menuntut kita melampaui batas kemampuan kita; “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Kor. 9:7).
Yang disebut dengan kerelaan adalah bukan karena paksaan. Jika kita memberi karena paksaan, tentu pemberian kita bukan karena iman atau bukan sebagai tanda iman, bisa jadi karena kesal. Wujudnya mungkin baik tetapi caranya tidak baik, itupun tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Kisah Abraham menjadi sejarah sepanjang zaman dan turun temurun sampai pada hari ini, karena ia berani berkorban dan merelakan anak yang dikasihinya untuk dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan, karena imannya. Sampai sekarang Abraham disebut sebagai bapa segala orang beriman.
Tidak mudah untuk mempersembahkan apa yang kita sayangi dan kita kasihi kepada Tuhan. Biasanya ketika kita dituntut untuk memberi, tiba-tiba muncul dalam benak kita untuk menghitung-hitung seberapa besar kebutuhan kita ke depan! Tapi ingat bahwa Tuhan hanya menuntut kerelaan bukan paksaan. Setiap pemberian kepada Tuhan, Tuhan sudah mencatatnya seberapa banyak yang sudah kita tabur. Yang menabur banyak akan menuai banyak, yang menabur sedikit akan menuai sedikit pula (2 Kor. 9:6). Menaburlah di ladang Tuhan sebagai tanda iman, menurut kerelaan hati kita.

C.   CONCLUSION
Penulis Surat Ibrani telah menunjukkan kepada kita tentang orang-orang yang karena imannya telah mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Habel adalah manusia yang pertama yang persembahannya diterima oleh Tuhan dan orang yang pertama juga disebut dalam daftar saksi-saksi iman oleh penulis surat Ibrani.
Tokoh yang kedua yang didaftarkan adalah Abraham. Karena imannya kepada Tuhan, ia tidak menyayangkan anak satu-satunya yang akan menjadi ahli warisnya. Ia taat, melaksanakan apa yang menjadi kehendak Tuhan, walaupun tidak mudah.
Kedua tokoh itu telah menginspirasi umat Tuhan sampai sekarang sehingga menjadi catatan khusus bagi penulis surat Ibrani disamping saksi-saksi iman yang lainnya yang di daftar dalam Ibrani 11:1-40.

D.   APPLICATION
Kita dapat mengekspresikan iman kita kepada Tuhan dengan berbagai cara, termasuk dengan memberikan korban persemabahan kepada Tuhan. Apa yang telah diwariskan oleh Habel dan Abraham sebagai orang-orang yang telah memberikan teladan yang baik sebagai tanda iman mereka kepada Tuhan, mari kita laksanakan juga sebagai tanda iman kita kepada-Nya dan kita wariskan kepada generasi-generasi orang-orang beriman berikutnya.
Ketika kita memberi korban persemabahan yang terbaik kepada Tuhan sebagai tanda iman kita. Kita telah melaksanakan kehendak-Nya dan menanamkan nilai-nilai kehidupan yang snagat berharga bagi generasi kita. Amin

Oleh: Gembala Jemaat GKII Tuka Dalung, 31 July 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.