"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

BERTEKUN DALAM PENCOBAAN

Bacaan Alkitab: Yohanes 16:1-4a 
(KHOTBAH Minggu, 03 Juni 2018)
Realitas dunia ini telah mempertontonkan kepada kita tentang semua peristiwa yang telah terjadi di berbagai belahan dunia, yang diberitakan melalui media masa maupun media elektronik tanpa terkecuali juga media sosial yang turut meramaikan baik yang diberitakan secara terbuka maupun secara tertutup. Berkat kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi semua tidak dapat dibendung tanpa terkecuali berita-berita tentang politik, peperangan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan dan yang paling banyak menimbulkan ketakutan dan kehilangan rasa aman adalah berita tentang terorisme. Terorisme bisa datang kapan saja dan di mana saja. Mereka hadir minimal menimbulkan efek takut dan maksimal kematian banyak orang lain. Yang menjadi sasaran mereka adalah orang-orang atau kelompok-kelompok atau instansi-instansi yang menurut mereka bertentangan dengan paham mereka dan target utamanya adalah membunuh orang-orang yang menurut pandangan mereka adalah orang kafir. 
Di Indonesia misalnya sebuah situs berita terpercaya menyebutkan bahwa pasca reformasi pembakaran gereja termasuk yang dibom capai 1000-an kasus. Pada zaman B.J Habibie 162 Kasus, Abdulrahman Wahid 360 kasus, Megawati Sukarnoputri 160 kasus dan Susilo Bambang Yudoyono 500-an kasus. Berita ini dimuat pada Rabu, 14 Oktober 2015 oleh CNN Indonesia dan diberitakan kembali oleh Jawaban.com pada Jumat, 16 Oktober 2015. Bagaimana pada zaman pemerintahan Joko Widodo sampai tahun 2018? Belum ada data atau sumber yang menyebutkan atau memberitakan, namun  yang jelas gereja masih saja mengalami penganiayaan. 
Terakhir yang masih hangat di ingatan kita adalah kasus pengeboman di 3 gereja oleh satu anggota keluarga di Surabaya pada hari Minggu, 13 Mei 2018 yang menewaskan 5 orang di gereja Katolik dan 7 orang di gereja Pentakosta baik anak-anak maupun orang dewasa, dan banyak yang dirawat di rumah sakit. Pelakunya adalah orang-orang yang menganggap dirinya sebagai pejuang-pejuang di “jalan Allah”. Mengganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah wujud bakti kepada Allah dan menganggap orang lain yang tidak sepaham adalah kafir dan darahnya halal untuk ditumpahkan. Maka genaplah akan yang difirmankan oleh Tuhan Yesus; “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah” (Ay. 2).
Pertanyaannya, sampai kapan gereja akan mengalami penganiayaan? Sampai kapan orang Kristen beribadah dijaga polisi? Tuhan Yesus tidak memberikan batasan waktu sampai kapan, tetapi Ia memperingatkan kita bahwa “akan datang saatnya”. Tuhan Yesus memberikan peringatan dini kepada murid-murid-Nya yang kemudian diteruskan kepada umat Tuhan sampai sekarang ini. Tujuan dari peringatan itu adalah supaya apabila tiba saatnya orang-orang percaya tidak menjadi kecewa dan meninggalkan imannya kepada Kristus, melainkan terus bertekun dalam iman sekalipun dalam pencobaan berat, Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.” (Ay. 1).
Mengapa kita harus bertekun? Ada beberapa alasan mengapa kita harus bertekun;
Pertama, Supaya kita tetap kuat dalam menghadapi ujian iman/ pencobaan (Ay. 1-3). Tujuan utama dari pencobaan adalah berusaha melumpuhkan kemampuan kita untuk percaya kepada Tuhan, melemahkan kekuatan kita untuk bertahan dan membunuh karakter kita untuk memahami kehendak Tuhan. 
Tuhan Yesus berfirman bahwa akan datang saatnya seseorang atau sekelompok orang yang mengganggap dirinya berbakti kepada Allah akan membunuh kamu (Ay. 2). Pada saat itu orang-orang percaya akan mengalami penganiayaan yang berat yang tentu akan berefek pada psikologis dan keimanan seseorang yang pada akhirnya mereka akan kecewa dan meninggalkan Tuhan Yesus (Ay. 1), tetapi peringatan dini Tuhan Yesus akan menolong banyak orang untuk tetap bertekun dalam iman atau bertahan dalam beratnya pencoban. Tuhan Yesus memberitahukan semua ini supaya ketika tiba saatnya hal itu terjadi mereka tetap kuat dan terus bertahan atau tidak menyerah dan tidak menyalahkan Tuhan.
Dengan bertekun, kita telah belajar memahami bahwa semua peristiwa yang  terjadi adalah sesuatu yang harus terjadi mengingat bahwa apa yang mereka lakukan karena mereka tidak mengenal Allah yang benar (Ay.3) dan kita juga dapat mengerti bahwa status kita bukan milik dunia ini melainkan milik Allah (Yoh. 15:18-19). Sekiranya kita milik dunia, tentu akan mengasihi kita sebagai miliknya. Pemahaman inilah yang akan membuat semua orang percaya bertekun dalam iman waulun harus menghadapi pergumulan berat.
Kedua, Supaya Kita Mengerti bahwa firman-Nya adalah kebenaran (Ay. 4a). Tujuan berikutnya mengapa Tuhan Yesus memberitahukan tentang semua yang harus terjadi adalah supaya kita mengerti dan memahami bahwa yang difirmankan-Nya adalah benar.  Ini adalah sebuah resiko atas keputusan iman sebagai pengikut Kristus tetapi Ia menjamin keselamatan jiwa kita. Tuhan Yesus berfiman “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” (Mat. 10:28).
Peristiwa yang menimpa anak-anak Tuhan atau orang-orang percaya di berbagai belahan dunia mengingatkan kita akan apa yang pernah difirmankan oleh Tuhan Yesus sehingga kita dapat mengtahuai bahwa firman Tuhan adalah ya dan amin. “Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.” (Ay. 4a). Ini juga akan menolong kita untuk tetap bertekun dalam pencobaan karena kita tahu banwa firman-Nya adalah kebenaran.
Jika kita tidak bertekun untuk menemukan kehendak Tuhan maka kita akan mudah sekali menjadi lemah ketika pencobaan datang. Kita akan mudah menyerah serta meninggalkan Tuhan. Firman-Nya adalah kekuatan untuk kita dapat terus bertahan dalam pencobaan. Firman-Nya akan mengingatkan kita ketika orang-orang yang tidak mengenal Allah yang benar bertindak menganiaya umat Tuhan dan membunuhnya kemudian tindakannya dianggap sebagai wujud bakti kepada Allah.
Kesimpulan, Mengapa kita harus bertekun dalam pencobaan? Tuhan punya tujuan untuk kita. Tuhan  memberikan peringatan kepada kita tentang apa yang harus terjadi adalah supaya umat-Nya tidak menjadi lemah. Tuhan Yesus mau supaya kita memahami kehendak-Nya melalui ketekunan kita hidup dalam kasih-Nya. Sekalipun orang-orang yang beriktiar membunuh kita, Tuhan menghendaki supaya kita tidak menjadi kecewa dan meninggalkan Tuhan, Ia mengasihi jiwa kita untuk diselamatkan, manusia hanya dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa.
Tujuan Tuhan berikutnya adalah supaya kita mengetahui bahwa firman Tuhan adalah kebenaran. Ketika orang-orang membunuh kita dan menganggap perbuatannya adalah ibadah kepada Allah kita ingat bahwa Tuhan Yesus sudah mengatakannya, dan ini membuktikan bahwa firman-Nya benar. Dengan demikian, bagaimanapun beratnya pencobaan, kita akan terus bertekun dalam pencobaan untuk mencari kehendak Tuhan.
Ingatlah bahwa kita adalah milik Allah dan bukan milik dunia. Jangan menjadi kecewa dan menolak Tuhan ketika dunia memperlakukan kita tidak adil. Dunia membenci kita karena dunia tidak mengenal kita sebagai milik Allah dan mereka tidak mengenal Allah yang benar. Teruslah bertekun dan temukan kehendak-Nya melalui firman-Nya. Tuhan Yesus mengasihi dan memberkati kita. Amin! #KetutMardiasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.