Bacaan
Alkitab: Yohanes 16:1-4a
(KHOTBAH Minggu, 03 Juni 2018)
(KHOTBAH Minggu, 03 Juni 2018)
Realitas
dunia ini telah mempertontonkan kepada kita tentang semua peristiwa yang telah
terjadi di berbagai belahan dunia, yang diberitakan melalui media masa maupun
media elektronik tanpa terkecuali juga media sosial yang turut meramaikan baik
yang diberitakan secara terbuka maupun secara tertutup. Berkat kecanggihan ilmu
pengetahuan dan teknologi semua tidak dapat dibendung tanpa terkecuali
berita-berita tentang politik, peperangan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan
dan yang paling banyak menimbulkan ketakutan dan kehilangan rasa aman adalah berita
tentang terorisme. Terorisme bisa datang kapan saja dan di mana saja. Mereka
hadir minimal menimbulkan efek takut dan maksimal kematian banyak orang lain. Yang
menjadi sasaran mereka adalah orang-orang atau kelompok-kelompok atau
instansi-instansi yang menurut mereka bertentangan dengan paham mereka dan
target utamanya adalah membunuh orang-orang yang menurut pandangan mereka
adalah orang kafir.
Di
Indonesia misalnya sebuah situs berita terpercaya menyebutkan bahwa pasca
reformasi pembakaran gereja termasuk yang dibom capai 1000-an kasus. Pada zaman
B.J Habibie 162 Kasus, Abdulrahman Wahid 360 kasus, Megawati Sukarnoputri 160
kasus dan Susilo Bambang Yudoyono 500-an kasus. Berita ini dimuat pada Rabu, 14
Oktober 2015 oleh CNN Indonesia dan diberitakan kembali oleh Jawaban.com pada
Jumat, 16 Oktober 2015. Bagaimana pada zaman pemerintahan Joko Widodo sampai
tahun 2018? Belum ada data atau sumber yang menyebutkan atau memberitakan,
namun yang jelas gereja masih saja
mengalami penganiayaan.
Terakhir
yang masih hangat di ingatan kita adalah kasus pengeboman di 3 gereja oleh satu
anggota keluarga di Surabaya pada hari Minggu, 13 Mei 2018 yang menewaskan 5
orang di gereja Katolik dan 7 orang di gereja Pentakosta baik anak-anak maupun
orang dewasa, dan banyak yang dirawat di rumah sakit. Pelakunya adalah
orang-orang yang menganggap dirinya sebagai pejuang-pejuang di “jalan Allah”.
Mengganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah wujud bakti kepada Allah dan
menganggap orang lain yang tidak sepaham adalah kafir dan darahnya halal untuk
ditumpahkan. Maka genaplah akan yang difirmankan oleh Tuhan Yesus; “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa
setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi
Allah” (Ay. 2).
Pertanyaannya,
sampai kapan gereja akan mengalami penganiayaan? Sampai kapan orang Kristen beribadah
dijaga polisi? Tuhan Yesus tidak memberikan batasan waktu sampai kapan, tetapi
Ia memperingatkan kita bahwa “akan datang saatnya”. Tuhan Yesus memberikan
peringatan dini kepada murid-murid-Nya yang kemudian diteruskan kepada umat
Tuhan sampai sekarang ini. Tujuan dari peringatan itu adalah supaya apabila
tiba saatnya orang-orang percaya tidak menjadi kecewa dan meninggalkan imannya
kepada Kristus, melainkan terus bertekun dalam iman sekalipun dalam pencobaan
berat, “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu
jangan kecewa dan menolak Aku.” (Ay. 1).
Mengapa kita harus bertekun? Ada beberapa alasan mengapa kita
harus bertekun;
Pertama, Supaya kita tetap kuat dalam menghadapi
ujian iman/ pencobaan (Ay. 1-3). Tujuan utama dari pencobaan adalah
berusaha melumpuhkan kemampuan kita untuk percaya kepada Tuhan, melemahkan
kekuatan kita untuk bertahan dan membunuh karakter kita untuk memahami kehendak
Tuhan.
Tuhan Yesus berfirman bahwa akan datang saatnya seseorang atau
sekelompok orang yang mengganggap dirinya berbakti kepada Allah akan membunuh
kamu (Ay. 2). Pada saat itu orang-orang percaya akan mengalami penganiayaan
yang berat yang tentu akan berefek pada psikologis dan keimanan seseorang yang
pada akhirnya mereka akan kecewa dan meninggalkan Tuhan Yesus (Ay. 1), tetapi
peringatan dini Tuhan Yesus akan menolong banyak orang untuk tetap bertekun
dalam iman atau bertahan dalam beratnya pencoban. Tuhan Yesus memberitahukan
semua ini supaya ketika tiba saatnya hal itu terjadi mereka tetap kuat dan
terus bertahan atau tidak menyerah dan tidak menyalahkan Tuhan.
Dengan bertekun, kita telah belajar memahami bahwa semua peristiwa
yang terjadi adalah sesuatu yang harus
terjadi mengingat bahwa apa yang mereka lakukan karena mereka tidak mengenal
Allah yang benar (Ay.3) dan kita juga dapat mengerti bahwa status kita bukan
milik dunia ini melainkan milik Allah (Yoh. 15:18-19). Sekiranya kita milik
dunia, tentu akan mengasihi kita sebagai miliknya. Pemahaman inilah yang akan
membuat semua orang percaya bertekun dalam iman waulun harus menghadapi
pergumulan berat.
Kedua, Supaya Kita Mengerti bahwa firman-Nya adalah kebenaran (Ay. 4a). Tujuan
berikutnya mengapa Tuhan Yesus memberitahukan tentang semua yang harus terjadi
adalah supaya kita mengerti dan memahami bahwa yang difirmankan-Nya adalah
benar. Ini adalah sebuah resiko atas
keputusan iman sebagai pengikut Kristus tetapi Ia menjamin keselamatan jiwa kita.
Tuhan Yesus berfiman “Dan janganlah kamu
takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa
membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik
jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” (Mat. 10:28).
Peristiwa yang menimpa anak-anak Tuhan atau orang-orang percaya di
berbagai belahan dunia mengingatkan kita akan apa yang pernah difirmankan oleh
Tuhan Yesus sehingga kita dapat mengtahuai bahwa firman Tuhan adalah ya dan
amin. “Tetapi semuanya ini Kukatakan
kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah
mengatakannya kepadamu.” (Ay. 4a). Ini juga akan menolong kita untuk tetap
bertekun dalam pencobaan karena kita tahu banwa firman-Nya adalah kebenaran.
Jika kita tidak bertekun untuk menemukan kehendak Tuhan maka kita
akan mudah sekali menjadi lemah ketika pencobaan datang. Kita akan mudah
menyerah serta meninggalkan Tuhan. Firman-Nya adalah kekuatan untuk kita dapat
terus bertahan dalam pencobaan. Firman-Nya akan mengingatkan kita ketika
orang-orang yang tidak mengenal Allah yang benar bertindak menganiaya umat
Tuhan dan membunuhnya kemudian tindakannya dianggap sebagai wujud bakti kepada
Allah.
Kesimpulan, Mengapa kita harus
bertekun dalam pencobaan? Tuhan punya tujuan untuk kita. Tuhan memberikan peringatan kepada kita tentang apa
yang harus terjadi adalah supaya umat-Nya tidak menjadi lemah. Tuhan Yesus mau
supaya kita memahami kehendak-Nya melalui ketekunan kita hidup dalam kasih-Nya.
Sekalipun orang-orang yang beriktiar membunuh kita, Tuhan menghendaki supaya
kita tidak menjadi kecewa dan meninggalkan Tuhan, Ia mengasihi jiwa kita untuk
diselamatkan, manusia hanya dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh
jiwa.
Tujuan Tuhan berikutnya adalah supaya kita mengetahui bahwa firman
Tuhan adalah kebenaran. Ketika orang-orang membunuh kita dan menganggap
perbuatannya adalah ibadah kepada Allah kita ingat bahwa Tuhan Yesus sudah
mengatakannya, dan ini membuktikan bahwa firman-Nya benar. Dengan demikian,
bagaimanapun beratnya pencobaan, kita akan terus bertekun dalam pencobaan untuk
mencari kehendak Tuhan.
Ingatlah bahwa kita adalah milik Allah dan bukan milik dunia.
Jangan menjadi kecewa dan menolak Tuhan ketika dunia memperlakukan kita tidak
adil. Dunia membenci kita karena dunia tidak mengenal kita sebagai milik Allah
dan mereka tidak mengenal Allah yang benar. Teruslah bertekun dan temukan
kehendak-Nya melalui firman-Nya. Tuhan Yesus mengasihi dan memberkati kita.
Amin! #KetutMardiasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.