I. PENDAHULUAN
Konteks pembacaan firman Tuhan hari
ini berbicara tentang peringatan Tuhan
Yesus tentang munculnya nabi-nabi palsu yang mengajar dan membawa nama Tuhan
namun bukan untuk memuliakan Tuhan melainkan untuk membesarkan diri, kepuasan
dan kepentingan diri sendiri.
Peringatan ini muncul dilatarbelangi
dengan adanya pemimpin-pemimpin agama yang norak dalam menjalankan kehidupan
keagamaannya, mereka suka berpakaian khas keagamaan, ingin dilihat sebagai
orang yang beribadah, menyebut nama Tuhan dengan sembarangan di tempat-tempat
umum, ingin dihormati dan lain sebagainya seperti yang digambarkan dalam Matius
6:5; “dan apabila kamu berdoa,
janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan
berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya
mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.”
Semua itu dilakukan dengan tujuan dan motivasi yang salah,
berorientasi kepada diri sendiri dan hidup jauh dari melakukan kehendak Allah, tidak
beribadah yang dilakukan dengan tulus kepada Tuhan (bdk. Matius 6:6).
Nampaknya sangat religius, semua yang
dilakukannya atas nama Tuhan, dan hampir tidak ada perbedaan dengan orang yang
sungguh-sungguh melakukan kehendak Tuhan.
Mereka bernubuat demi nama Tuhan, mengusir setan, menyembuhkan orang
sakit dan melakukan banyak mujizat demi nama Tuhan juga (Ay. 22). Sekilas
sepertinya tidak ada kesalahan yang dilakukan.
Tuhan Yesus memberi peringatan kepada
kita bahwa, orang-orang yang demikian adalah serigala yang buas yang menyamar
seperti domba (Ay. 15), kita harus memperhatikan dengan seksama buah-buah yang
dihasilkannya jangan sampai kita masuk menjadi bagian dari mereka (Ay. 16-20).
Jika kita melakukan sesuatu, kita
harus pastikan bahwa yang kita lakukan memuliakan Tuhan atau seturut dengan kehendak
Tuhan. Bagaimana kita dapat mengetahuinya? Rasul Paulus katakan; “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang
baik” (1 Tes. 5:21).
Melakukan Kehendak Tuhan adalah suatu
keharusan sebagai orang percaya kepada. Tuhan tidak menghendaki kita sebagai
orang Kristen berpura-pura rohani, berpura-pura taat supaya dipandang sebagai
orang beribadah namun perbuatan kita menentang kehendak Tuhan.
II. IDE POKOK/ CONTENT
Secara sederhana melakukan kehendak
Tuhan adalah melakukan firman-Nya. Firman Tuhan adalah kehendak Tuhan bagi
umat-Nya, dan Alkitab dari Kitab Kejadian sampai dengan Kitab Wahyu adalah berisi
kehendak Tuhan. Itulah yang harus kita lakukan. Tuhan menegor kita, bukan
status agama yang penting, menyebut nama Tuhan setiap hari, tetapi bagaimana
kita melakukan kehendak-Nya.
Mari kita lihat apa yang dikatakan
Tuhan Yesus tentang orang-orang yang berpura-pura taat namun tidak melakukan
Tuhan.
1. Orang Yang
Tidak Melakukan Kehendak Tuhan Dengan Tujuan Dan Motivasi Yang Benar Tidak Akan
Masuk Ke Dalam Kerajaan Sorga (Ay. 21).
Tujuan akhir
setiap orang beragama adalah untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Istilah Iman
Kristen). Mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam dimensi kehidupan yang
berbeda, yaitu hidup dalam dimensi kekekalan. Pada satu sisi benar namun pada
sisi lain ada kesalahan yang sering tidak pernah kita sadari.
Masuk ke
dalam Kerajaan Sorga memang adalah akhir dari tujuan manusia, namun yang lebih
penting dari itu, untuk menuntun langkah kita ke sana, yang harus menjadi
prioritas tujuan kita adalah melakukan kehendak Tuhan. Kita memiliki tujuan
akhir masuk Sorga tetapi kalau kita tidak melakukan kehendak-Nya, kita tidak
akan masuk ke sana.
Bukan hanya
status agama yang Tuhan kehendaki, datang beribadah, bernyanyi, mendengar
firman-Nya tetapi tidak siap untuk dibentuk menjadi pelaku-pelaku firman. Tuhan
Yesus berkata; “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Orang yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah
orang yang taat melakukan kehendak Tuhan. Bukan orang yang berpura-pura hidup
rohani, mengemas perbuatannya yang jahat dalam kemasan yang indah namun isinya
adalah kebusukan. Itulah yang disebut dengan orang munafik oleh Tuhan Yesus
(Mat. 23:25, 27-28). Mereka tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Mat.
23:13; 24:51), karena mereka melakukan sesuatu untuk Tuhan, namun dengan tujuan
dan motivasi yang salah (Mrk. 7:6).
2. Orang Yang
Tidak Melakukan Kehendak Tuhan dengan Tujuan dan Motivasi Yang Benar, Usahanya
Akan Sia-sia (Ay. 22-23).
Perhatikanlah
apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus untuk memperingatkan orang-orang yang
melakukan kewajiban agamanya dengan tujuan dan motivasi untuk membesarkan diri
bukan untuk memuliakan Tuhan. Walaupun nampaknya mereka sangat aktif dan
bergairah, melakukan segala sesuatu demi nama Tuhan, namun pada akhirnya
menerima penolakan dari Tuhan. Tuhan Yesus berkata; “Aku tidak pernah mengenal kamu, enyahlah dari hadapan-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan.” (Ay. 23).
Semua usaha
yang dilakukan dengan jerih payah dan berkeringat menjadi sia-sia. Pada
hari-hari terakhir mereka akan menuntut keadilan dari Tuhan, namun Tuhan
katakan, “enyahlah dari hadapan-Ku, hai
kamu pembuat kejahatan”.
Mereka merasa
telah melakukan banyak hal demi nama Tuhan tetapi hanya dijadikan sebagai
tameng untuk meraup keuntungan diri sendiri. Akhirnya semua yang didapat
menjadi sia-sia, sebab bukan itu yang akan membawa mereka menjadi besar di
hadapan Tuhan, masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan ketaatan melakukan
kehendak Bapa di Sorga (Ay. 21).
III.
KESIMPULAN
Orang yang taat kelakukan kehendak
Tuhan adalah orang yang akan ke dalam Kerajaan Sorga dan yang usahanya tidak
akan sia-sia dalam menjalankan kehidupan keagamaan. Ibadah yang kita lakukan,
jika tidak dilakukan dengan disertai takut akan Tuhan, bukan hanya berseru
kepada Tuhan, “Tuhan, Tuhan” tetapi jauh dari hidup taat tidak masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. Tuhan tidak melihat seremonialnya tetapi ketulusan dan
keikhlasan dalam melakukan kehendak Tuhan.
Orang yang akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga adalah orang yang bukan tujuan akhirnya adalah Sorga, melainkan orang
yang prioritas hidupnya melakukan Kehendak Bapa di Sorga yang akan mengantar
langkahnya ke sana. Sorga adalah hak prerogatif Allah, tidak ada usaha yang
dapat dilakukan manusia untuk masuk, kecuali ketaatan melakukan kehendak Tuhan.
IV. PENERAPAN
Mari kita memeriksa apa tujuan dan
motivasi kita melakukan kegiatan-kegiatan kerohanian? Apakah untuk membesarkan
diri supaya dilihat orang bahwa hidup kita lebih rohani? Apakah tujuan kita melakukan
sesuatu untuk Tuhan hanya ingin masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tujuan itu
benar, tetapi jangan lupa yang lebih penting dan lebih utama dari itu adalah
melakukan kehendak Tuhan yang akan menuntun langkah kita masuk ke sana.
Usaha yang
kita lakukan untuk membesarkan diri akan sia-sia dan merugikan diri sendiri.
Pada akhirnya akan menerima penolakan dari Tuhan, “enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu pembuat kejahatan”. Kita tidak
dapat menuntut apa-apa dari Tuhan, apalagi menuntuk keadilan. Temukanlah
kehendak Tuhan melalui firman-Nya dan lakukanlah, Tuhan akan membawa kita masuk
dalam kerajaan-Nya, hidup dalam dimensi kekekan bersama Tuhan. Lakukan segala
sesuatu dengan mata tertuju kepada Tuhan (Kol. 3:23). TUHAN Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.