Ringkasan Khotbah Minggu, 10 Juli 2016, Oleh Gembala Jemaat GKII Tuka Dalung
Scripture:
Mazmur 4:6
A.
INTRODUCTION
Korban yang benar kepada Tuhan
sebagai persembahan adalah persembahan yang terbaik yang diberikan dengan rasa
takut dan hormat kepada Tuhan. Beberapa contoh korban yang tidak benar di
hadapan Tuhan adalah korban yang dipersembahkan tidak didasari dengan kerelaan,
ketulusan dan keikhlasan (Kej. 4:5; Kis. 5:1-11), Korban yang cacat (Mal.
1:13-14)
Memberi persembahan kepada
Tuhan, bukan berarti Ia miskin sehingga Ia mengharapkan seuatu dari manusia,
melainkan sebagai bentuk penghormatan manusia kepada Tuhan atas berkat-berkat
yang Tuhan telah berikan, yaitu untuk dikelola bagi pekerjaan Tuhan atau
pelayanan, dan Tuhan berjanji kan memberkati orang-orang yang telah memberi
dengan cara dan motivasi yang benar (Fil. 4:19; 2 Kor. 9:6-8; Mzm. 126:5-6; dan
Luk. 6:38).
Pelajaran berharga dari Daud,
bagaimana sikap kita dalam memberi kepada Tuhan, yaitu, mempersembahkan korban
yang benar yang disertai dengan iman dan keyakinan kepada Tuhan (Mzm. 4:6).
Ada begitu banyak jenis-jenis
korban persembahan di dalam Alkitab dan semuanya harus dipersembahkan dengan
cara dan sikap yang benar kepada Tuhan. Beberapa contoh Korban Persembahan yang
tidak umum kita kenal pada zaman gereja saat ini, misalnya; korban bakaran (Im 1:1-17; 6:8-13),
korban sajian (Im 2:1-16; 6:14-23), korban keselamatan (Im 3:1-17; 7:11-21), korban penghapus dosa (Im 4:1-5:13; 6:24- 30) dan korban penebus salah (Im 5:14-6:7; 7:1- 10).
Persembahan-persembahan yang tidak umum
itu sepenuhnya hanya untuk membangun hubungan diri dengan Tuhan demi pemulihan
keadaan dari segala cemar dan dosa, tetapi dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus
sudah menggenapinya, sehingga kita tidak perlu lagi mempersembahkan korban yang
demikian itu (1 Ptr. 3:18; Ib. 7:26-27; bdk. Im. 9:7). Kita tidak lagi hidup di
bawah hukum Taurat, melainkan kasih karunia Tuhan di dalam Kristus Yesus.
Kristus sudah menyelesaikannya bagi kita, sehingga kita beroleh keberanian
untuk menghampiri kekudusan Allah (Ib. 10:19-25).
Persembahan yang masih umum kita kenal
sampai hari ini, sangat erat hubungannya pelayanan. Semua persembahan yang
diberikan untuk menopang setiap kegiatan pelayanan baik ke dalam maupun keluar.
Karena Persembahan untuk menopang kemajuan pelayanan, maka setiap orang yang
percaya kepada Tuhan harus memberi untuk Tuhan dan tentunya bukan karena
paksaan tetapi kerelaan yang lahir dari kesadaran untuk memberi bagi kemuliaan
nama Tuhan (2 Kor. 9:7).
B. IDEA/CONTENT
Memberi kepada Tuhan sebagai bentuk
ketertundukan atau ketaatan kita kepada-Nya. Oleh karena itu mari kita
persembahkan korban yang benar dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan.
Berikut adalah korban persembahan yang kita berikan dengan setia kepada Tuhan
untuk menopang pelayanan:
1. Persembahan Khusus (Kel. 25:1-9)
Pada waktu Tuhan menuntun
bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, maka sampailah mereka di Gunung Sinai.
Di sana Tuhan memberikan sejumlah peraturan. Dari sekian banyak peraturan yang
Tuhan berikan, salah satunya adalah diadakannya persembahan khusus.
Setidaknya ada dua persembahan
khusus yang dilakukan pada saat itu, yang pertama adalah untuk pembangunan
Kemah Suci (Kel. 25:1-9), dan yang lainnya ketika dilakukan pendamaian orang
Israel sesuai aturan ibadah Kemah Suci (Kel. 30:11-16).
Secara Khusus pada topik ini,
persembahan khusus yang dimaksud adalah persembahan yang diberikan khusus untuk
pembangunan bait suci. Tuhan berfirman kepada Musa, supaya seluruh bangsa Israel
memberikan persembahan khusus kepada Tuhan (Kel. 25:1-2). Bangsa Israel harus
membuat tempat kudus bagi Tuhan, supaya Tuhan diam di tengah-tengah mereka
(Kel. 25:8-9).
Bentuk-bentuk persembahan khusus yang
mereka berikan bermacam-macam, yaitu; emas, perak, tembaga dan lain sebagainya
seperti yang didaftarkan dalam Keluaran 25: 3-7.
Materi-materi semacam itu
tidak lagi menjadi kewajiban yang harus dipersembahkan. Prinsip yang perlu kita
ingat adalah, sebagai umat-Nya, kita memiliki kewajiban memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
bagi pelaksanaan ibadah kita kepada Tuhan.
Dalam mengimplementasi pada
masa kini, kita dapat belajar tentang tujuan persembahan khusus ini; terutama
dalam hubungannya dengan “persembahan khusus” yang kita lakukan yaitu, untuk pembangunan
atau perbaikan gedung gereja, dsbnya. Kita dapat memberi namun tidak dalam
bentuk-bentuk yang disebutkan tadi. Kita dapat memberi dalam bentuk yang dapat
digunakan untuk segera merealisasikan tujuan yang dimaksud.
2. Persembahan Buah Sulung (Ul. 26:1-11)
Persembahan Sulung adalah hasil pertama
dari setiap penghasilan. Tujuannya adalah;
Pertama, agar umat Tuhan selalu ingat
bahwa tanah subur yang mereka tinggali adalah pemberian Tuhan (Ul. 26:2,3).
Kedua, agar umat Tuhan menghormati
Tuhan dengan datang dan beribadah kepada-Nya. Perkataan "kemudian pergi ke
tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di
sana" (Ul. 26:2b, 10) mengungkapkan penghormatan kepada TUHAN. Mereka
harus menyediakan waktu untuk membawa persembahan dan beribadah kepada TUHAN.
Ketiga, agar umat Tuhan mengingat
perbuatan Tuhan di masa lampau. Saat membawa persembahan hasil pertama, mereka
harus mengingat kembali perbuatan TUHAN di masa lalu (Ul. 26:5-10). Dengan
demikian, mereka selalu mengingat latar belakang mereka dan bagaimana Tuhan
mengasihi mereka. Jadi, persembahan itu merupakan ungkapan rasa syukur atas
kebaikan TUHAN.
Persembahan Sulung bukan berarti kita
memberikan seluruh hasil pertama kita kepada Tuhan, tetapi kita menetapkan
pemberian yang terbaik bagi Tuhan dari seluruh hasil yang kita peroleh (Kel.
23:19).
3. Persembahan Syukur (Im. 7: 11-12; Mzm.
50:14-15).
Persembahan buah sulung juga disebut
sebagai korban syukur atas hasil pertama yang diperoleh. Namun korban Syukur
bukan saja karena berkat-berkat jasmani yang kita peroleh dari Tuhan, tetapi
juga karena kebaikan dan kasih sayang Tuhan kepada umat-Nya (1 Taw. 16:34; Mzm.
106:1; 107:1; 118:1, 29; 136:1, 3; Yes. 12:4; Yer. 33:11 dsb).
Setiap orang yang mengadakan perayaan
syukur harus disertai dengan korban, misalnya, perayaan Syukur atas kebaikan
Tuhan, pimpinan dan penyertaan-Nya atau keselamatan dari Tuhan, bukan saja
ucapan bibir tetapi harus disertai dengan tindakan, yaitu memberi kepada Tuhan
(Im. 7:11-12).
Di dalam Mazmur 50:14 yang dimaksudkan
bukan ucapannya tetapi tindakannya. Dalam terjemahan ILT mengatakan bahwa; “Kurbankalah persembahan syukur kepada
Elohim, dan bayarlah nazarnya kepada yang Mahatinggi”. Sebagai jawaban
Tuhan atas korban syukur itu, Tuhan akan memperhatinya; “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan
engkau, dan engkau akan memuliakan Aku”. (Mzm. 50:15).
4. Persembahan Diakonia (Gal. 6:2)
Salah satu dari tiga tugas gereja
adalah diakonia (yang lainnya adalah marturia dan koinonia).
Secara harafiah, kata diakonia berarti
memberi pertolongan atau pelayanan. Dalam bahasa Ibrani pertolongan, penolong, ezer
(Kej. 2:18, 20; Mzm. 121:1). Tetapi dapat
disebut syeret yang artinya melayani. Dan dalam terjemahan bahasa
Yunani, kata diakonia disebutkan diakonia (pelayanan), diakonein (melayani),
dan diakonos (pelayan).
Pelayanan Diakonia dipandang sebagai
ibadah yang murni oleh Yakobus; “Ibadah yang murni dan yang
tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan
janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak
dicemarkan oleh dunia.” (Yak. 1:27).
Sesuai dengan arti memberi pertolongan
khususnya orang-orang lemah, maka gereja perlu mengambil bagian di dalamnya,
selain diperuntukkan untuk memberi pertolongan tetapi juga untuk membangun
kebersamaan. Paulus juga berkara: “Bertolong-tolonglah
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Gal. 6:2).
5. Persembahan PI/ Misi (Fil. 4:10-19).
Pekerjaan Misi atau penginjilan adalah
amanat terbesar dari Tuhan (Mat. 28:18-20), oleh karena itu pekerjaan Misi atau
penginjilan membutuhkan bantuan doa dan dana untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi
Tuhan. Itulah sebabnya mengapa ada persembahan untuk Misi/PI, walaupun Alkitab
tidak memberi keterangan secara langsung untuk memberi persembahan untuk misi.
Jemaat di Filipi memberikan teladan
bagi gereja masa kini untuk memberi persembahan Misi/Pi. Jemaat Filipi memberi
kepada Rasul Paulus yang bekerja sebagai hamba Allah di ladang penginjilan.
Rasul Paulus telah menerima segala yang diperlukan dari jemaat di Filipi (Fil.
4:15-18).
Ketika kita tidak memiliki kemampuan
untuk pergi seperti jemaat di Filipi, mereka mengirimkan bantuan untuk
pelayanan Misi. Kita dapat melakukan seperti apa yang jemaat Filipi lakukan.
Maka Rasul Paulus berkata; “Allahku akan memenuhi
segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”
(Fil. 4:19).
6. Persembahan Persepuluhan (Mal. 3:6-12).
Bangsa Israel
diwajibkan untuk memberikan sepersepuluh dari ternak dan hasil tanah mereka,
dan juga sepersepuluh dari penghasilan mereka, sebagai pengakuan bahwa Allah
telah memberkati mereka (Im 27:30-32; Bil 18:21,26; Ul 14:22-29).
Memberi persembahan
persepuluhan adalah sebuah keharusan, namun banyak orang yang mengabaikannya,
telah menyimpang dari ketetapan-ketetapan Tuhan dan mencoba untuk menipu Tuhan
dengan pemberian-pemberian yang tidak pantas bagi Tuhan, sehingga mereka tidak
memperoleh apa-apa dari Tuhan/ terkutuk (Mal. 3: 6-9).
Supaya Bangsa Israel
atau orang-orang percaya kembali diberkati oleh Tuhan, maka mereka harus
kembali kepada Tuhan dengan mengikuti ketetapan-ketetapan-Nya dengan memberi
persepuluhan dengan benar kepada Tuhan; “(10)
Bawalah
seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada
persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam,
apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan
berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (11) Aku akan menghardik bagimu belalang
pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur
di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. (12) Maka segala
bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri
kesukaan, firman TUHAN semesta alam.” (Mal. 3:10-12).
Persembahan persepuluhan digunakan untuk biaya operasional
Pelayanan di Rumah Allah dan juga untuk hidup para iman. Sekalipun kita sudah
memberi persembahan yang lainya, namun persembahan persepuluhan tidak boleh
diabaikan. Banyak orang menipu Tuhan, karena tidak mau memberi persepuluhan
yang jumlahnya besar, lalu menipu Tuhan dengan memberi persembahan syukur untuk
memperkecil nilai yang akan diberikan kepada Tuhan.
Ingatlah Janji Tuhan kepada orang yang memberi persepuluhan dengan
benar dalam Mal. 3:10-12 tadi. Karena inilah yang terpenting dalam kualitas
keimanan kita kepada-Nya, mau jujur atau menipu Tuhan dengan persembahan yang
tidak benar.
Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang yang taat memberi
persembahan persepuluhan. Alkitab telah mengajarkan bagaimana kita memberi yang
benar dan yang disertai dengan iman kepada Tuhan dan janji-janji-Nya (Mzm.
4:6). Berilah persembahan Persepuluhanmu kepada Tuhan dan jangan menahan apa
yang menjadi milik Tuhan.
C. CONCLUSION
Memberi korban kepada Tuhan,
bukanlah memberi sumbangan seakan-akan Tuhan tidak mampu, memberi korban
persembahan kepada Tuhan, karena Ia menghendakinya. Setiap orang Israel
diwajibkan untuk memberi, namun bukan dengan paksaan.
Orang yang memberi adalah
orang yang memiliki kesadaran bahwa apa yang ia miliki adalah berasal dari
Tuhan, dank arena kasih setia-Nya kita memberi sebagai rasa takut dan hormat
kita kepada-Nya. Yang penting menjadi perhatian kita adalah memberi dengan cara
dan sikap yang benar dan sesuai dengan peruntukan yang tepat, Persembahan
Khusus, Buah Sulung, Persembahan Syukur, Persembahan untuk Misi/ PI,
persembahan Diakonia dan Persembahan Persepuluhan.
D. APPLICATION
Sebagai umat Tuhan, kita harus
sadar bahwa memberi adalah kewajiban kita, sebagai wujud rasa syukur kita atas
berkat-berkat yang sudah kita terima dari Tuhan.
Mari Kita memberi korban
yang benar kepada Tuhan dan percaya akan janji-janji firman-Nya di dalam
Alkitab. Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.