"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

JEMAAT YANG TAAT MEMBERI PERSEMBAHAN PART 2



 Ringkasan Khotbah Minggu, 10 Juli 2016, Oleh Gembala Jemaat GKII Tuka Dalung



Scripture: Mazmur 4:6

A.   INTRODUCTION
Korban yang benar kepada Tuhan sebagai persembahan adalah persembahan yang terbaik yang diberikan dengan rasa takut dan hormat kepada Tuhan. Beberapa contoh korban yang tidak benar di hadapan Tuhan adalah korban yang dipersembahkan tidak didasari dengan kerelaan, ketulusan dan keikhlasan (Kej. 4:5; Kis. 5:1-11), Korban yang cacat (Mal. 1:13-14)
Memberi persembahan kepada Tuhan, bukan berarti Ia miskin sehingga Ia mengharapkan seuatu dari manusia, melainkan sebagai bentuk penghormatan manusia kepada Tuhan atas berkat-berkat yang Tuhan telah berikan, yaitu untuk dikelola bagi pekerjaan Tuhan atau pelayanan, dan Tuhan berjanji kan memberkati orang-orang yang telah memberi dengan cara dan motivasi yang benar (Fil. 4:19; 2 Kor. 9:6-8; Mzm. 126:5-6; dan Luk. 6:38).
Pelajaran berharga dari Daud, bagaimana sikap kita dalam memberi kepada Tuhan, yaitu, mempersembahkan korban yang benar yang disertai dengan iman dan keyakinan kepada Tuhan (Mzm. 4:6).
Ada begitu banyak jenis-jenis korban persembahan di dalam Alkitab dan semuanya harus dipersembahkan dengan cara dan sikap yang benar kepada Tuhan. Beberapa contoh Korban Persembahan yang tidak umum kita kenal pada zaman gereja saat ini, misalnya; korban bakaran (Im 1:1-17; 6:8-13), korban sajian (Im 2:1-16; 6:14-23), korban keselamatan (Im 3:1-17; 7:11-21), korban penghapus dosa (Im 4:1-5:13; 6:24- 30) dan korban penebus salah (Im 5:14-6:7; 7:1- 10).
Persembahan-persembahan yang tidak umum itu sepenuhnya hanya untuk membangun hubungan diri dengan Tuhan demi pemulihan keadaan dari segala cemar dan dosa, tetapi dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sudah menggenapinya, sehingga kita tidak perlu lagi mempersembahkan korban yang demikian itu (1 Ptr. 3:18; Ib. 7:26-27; bdk. Im. 9:7). Kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, melainkan kasih karunia Tuhan di dalam Kristus Yesus. Kristus sudah menyelesaikannya bagi kita, sehingga kita beroleh keberanian untuk menghampiri kekudusan Allah (Ib. 10:19-25).
Persembahan yang masih umum kita kenal sampai hari ini, sangat erat hubungannya pelayanan. Semua persembahan yang diberikan untuk menopang setiap kegiatan pelayanan baik ke dalam maupun keluar. Karena Persembahan untuk menopang kemajuan pelayanan, maka setiap orang yang percaya kepada Tuhan harus memberi untuk Tuhan dan tentunya bukan karena paksaan tetapi kerelaan yang lahir dari kesadaran untuk memberi bagi kemuliaan nama Tuhan (2 Kor. 9:7).

B.  IDEA/CONTENT
Memberi kepada Tuhan sebagai bentuk ketertundukan atau ketaatan kita kepada-Nya. Oleh karena itu mari kita persembahkan korban yang benar dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Berikut adalah korban persembahan yang kita berikan dengan setia kepada Tuhan untuk menopang pelayanan:

1.    Persembahan Khusus (Kel. 25:1-9)
Pada waktu Tuhan menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, maka sampailah mereka di Gunung Sinai. Di sana Tuhan memberikan sejumlah peraturan. Dari sekian banyak peraturan yang Tuhan berikan, salah satunya adalah diadakannya persembahan khusus.
Setidaknya ada dua persembahan khusus yang dilakukan pada saat itu, yang pertama adalah untuk pembangunan Kemah Suci (Kel. 25:1-9), dan yang lainnya ketika dilakukan pendamaian orang Israel sesuai aturan ibadah Kemah Suci (Kel. 30:11-16).
Secara Khusus pada topik ini, persembahan khusus yang dimaksud adalah persembahan yang diberikan khusus untuk pembangunan bait suci. Tuhan berfirman kepada Musa, supaya seluruh bangsa Israel memberikan persembahan khusus kepada Tuhan (Kel. 25:1-2). Bangsa Israel harus membuat tempat kudus bagi Tuhan, supaya Tuhan diam di tengah-tengah mereka (Kel. 25:8-9).
Bentuk-bentuk persembahan khusus yang mereka berikan bermacam-macam, yaitu; emas, perak, tembaga dan lain sebagainya seperti yang didaftarkan dalam Keluaran 25: 3-7.
Materi-materi semacam itu tidak lagi menjadi kewajiban yang harus dipersembahkan. Prinsip yang perlu kita ingat adalah, sebagai umat-Nya, kita memiliki kewajiban memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bagi pelaksanaan ibadah kita kepada Tuhan.
Dalam mengimplementasi pada masa kini, kita dapat belajar tentang tujuan persembahan khusus ini; terutama dalam hubungannya dengan “persembahan khusus” yang kita lakukan yaitu, untuk pembangunan atau perbaikan gedung gereja, dsbnya. Kita dapat memberi namun tidak dalam bentuk-bentuk yang disebutkan tadi. Kita dapat memberi dalam bentuk yang dapat digunakan untuk segera merealisasikan tujuan yang dimaksud.

2.    Persembahan Buah Sulung (Ul. 26:1-11)
Persembahan Sulung adalah hasil pertama dari setiap penghasilan. Tujuannya adalah;
Pertama, agar umat Tuhan selalu ingat bahwa tanah subur yang mereka tinggali adalah pemberian Tuhan (Ul. 26:2,3).
Kedua, agar umat Tuhan menghormati Tuhan dengan datang dan beribadah kepada-Nya. Perkataan "kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana" (Ul. 26:2b, 10) mengungkapkan penghormatan kepada TUHAN. Mereka harus menyediakan waktu untuk membawa persembahan dan beribadah kepada TUHAN.
Ketiga, agar umat Tuhan mengingat perbuatan Tuhan di masa lampau. Saat membawa persembahan hasil pertama, mereka harus mengingat kembali perbuatan TUHAN di masa lalu (Ul. 26:5-10). Dengan demikian, mereka selalu mengingat latar belakang mereka dan bagaimana Tuhan mengasihi mereka. Jadi, persembahan itu merupakan ungkapan rasa syukur atas kebaikan TUHAN.
Persembahan Sulung bukan berarti kita memberikan seluruh hasil pertama kita kepada Tuhan, tetapi kita menetapkan pemberian yang terbaik bagi Tuhan dari seluruh hasil yang kita peroleh (Kel. 23:19).

3.    Persembahan Syukur (Im. 7: 11-12; Mzm. 50:14-15).
Persembahan buah sulung juga disebut sebagai korban syukur atas hasil pertama yang diperoleh. Namun korban Syukur bukan saja karena berkat-berkat jasmani yang kita peroleh dari Tuhan, tetapi juga karena kebaikan dan kasih sayang Tuhan kepada umat-Nya (1 Taw. 16:34; Mzm. 106:1; 107:1; 118:1, 29; 136:1, 3; Yes. 12:4; Yer. 33:11 dsb).
Setiap orang yang mengadakan perayaan syukur harus disertai dengan korban, misalnya, perayaan Syukur atas kebaikan Tuhan, pimpinan dan penyertaan-Nya atau keselamatan dari Tuhan, bukan saja ucapan bibir tetapi harus disertai dengan tindakan, yaitu memberi kepada Tuhan (Im. 7:11-12).
Di dalam Mazmur 50:14 yang dimaksudkan bukan ucapannya tetapi tindakannya. Dalam terjemahan ILT mengatakan bahwa; “Kurbankalah persembahan syukur kepada Elohim, dan bayarlah nazarnya kepada yang Mahatinggi”. Sebagai jawaban Tuhan atas korban syukur itu, Tuhan akan memperhatinya; Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku”. (Mzm. 50:15).

4.    Persembahan Diakonia (Gal. 6:2)
Salah satu dari tiga tugas gereja adalah diakonia (yang lainnya adalah marturia dan koinonia).
Secara harafiah, kata diakonia berarti memberi pertolongan atau pelayanan. Dalam bahasa Ibrani pertolongan, penolong, ezer  (Kej. 2:18, 20; Mzm. 121:1). Tetapi dapat disebut syeret yang artinya melayani. Dan dalam terjemahan bahasa Yunani, kata diakonia disebutkan diakonia (pelayanan), diakonein (melayani), dan diakonos (pelayan).
Pelayanan Diakonia dipandang sebagai ibadah yang murni oleh Yakobus; Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (Yak. 1:27).
Sesuai dengan arti memberi pertolongan khususnya orang-orang lemah, maka gereja perlu mengambil bagian di dalamnya, selain diperuntukkan untuk memberi pertolongan tetapi juga untuk membangun kebersamaan. Paulus juga berkara: “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Gal. 6:2).

5.    Persembahan PI/ Misi (Fil. 4:10-19).
Pekerjaan Misi atau penginjilan adalah amanat terbesar dari Tuhan (Mat. 28:18-20), oleh karena itu pekerjaan Misi atau penginjilan membutuhkan bantuan doa dan dana untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi Tuhan. Itulah sebabnya mengapa ada persembahan untuk Misi/PI, walaupun Alkitab tidak memberi keterangan secara langsung untuk memberi persembahan untuk misi.
Jemaat di Filipi memberikan teladan bagi gereja masa kini untuk memberi persembahan Misi/Pi. Jemaat Filipi memberi kepada Rasul Paulus yang bekerja sebagai hamba Allah di ladang penginjilan. Rasul Paulus telah menerima segala yang diperlukan dari jemaat di Filipi (Fil. 4:15-18).
Ketika kita tidak memiliki kemampuan untuk pergi seperti jemaat di Filipi, mereka mengirimkan bantuan untuk pelayanan Misi. Kita dapat melakukan seperti apa yang jemaat Filipi lakukan. Maka Rasul Paulus berkata; Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19).

6.    Persembahan Persepuluhan (Mal. 3:6-12).
Bangsa Israel diwajibkan untuk memberikan sepersepuluh dari ternak dan hasil tanah mereka, dan juga sepersepuluh dari penghasilan mereka, sebagai pengakuan bahwa Allah telah memberkati mereka (Im 27:30-32; Bil 18:21,26; Ul 14:22-29).
Memberi persembahan persepuluhan adalah sebuah keharusan, namun banyak orang yang mengabaikannya, telah menyimpang dari ketetapan-ketetapan Tuhan dan mencoba untuk menipu Tuhan dengan pemberian-pemberian yang tidak pantas bagi Tuhan, sehingga mereka tidak memperoleh apa-apa dari Tuhan/ terkutuk (Mal. 3: 6-9).
Supaya Bangsa Israel atau orang-orang percaya kembali diberkati oleh Tuhan, maka mereka harus kembali kepada Tuhan dengan mengikuti ketetapan-ketetapan-Nya dengan memberi persepuluhan dengan benar kepada Tuhan; “(10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (11) Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. (12) Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.” (Mal. 3:10-12).
Persembahan persepuluhan digunakan untuk biaya operasional Pelayanan di Rumah Allah dan juga untuk hidup para iman. Sekalipun kita sudah memberi persembahan yang lainya, namun persembahan persepuluhan tidak boleh diabaikan. Banyak orang menipu Tuhan, karena tidak mau memberi persepuluhan yang jumlahnya besar, lalu menipu Tuhan dengan memberi persembahan syukur untuk memperkecil nilai yang akan diberikan kepada Tuhan.
Ingatlah Janji Tuhan kepada orang yang memberi persepuluhan dengan benar dalam Mal. 3:10-12 tadi. Karena inilah yang terpenting dalam kualitas keimanan kita kepada-Nya, mau jujur atau menipu Tuhan dengan persembahan yang tidak benar.
Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang yang taat memberi persembahan persepuluhan. Alkitab telah mengajarkan bagaimana kita memberi yang benar dan yang disertai dengan iman kepada Tuhan dan janji-janji-Nya (Mzm. 4:6). Berilah persembahan Persepuluhanmu kepada Tuhan dan jangan menahan apa yang menjadi milik Tuhan.


C. CONCLUSION
Memberi korban kepada Tuhan, bukanlah memberi sumbangan seakan-akan Tuhan tidak mampu, memberi korban persembahan kepada Tuhan, karena Ia menghendakinya. Setiap orang Israel diwajibkan untuk memberi, namun bukan dengan paksaan.
Orang yang memberi adalah orang yang memiliki kesadaran bahwa apa yang ia miliki adalah berasal dari Tuhan, dank arena kasih setia-Nya kita memberi sebagai rasa takut dan hormat kita kepada-Nya. Yang penting menjadi perhatian kita adalah memberi dengan cara dan sikap yang benar dan sesuai dengan peruntukan yang tepat, Persembahan Khusus, Buah Sulung, Persembahan Syukur, Persembahan untuk Misi/ PI, persembahan Diakonia dan Persembahan Persepuluhan.

D. APPLICATION
Sebagai umat Tuhan, kita harus sadar bahwa memberi adalah kewajiban kita, sebagai wujud rasa syukur kita atas berkat-berkat yang sudah kita terima dari Tuhan.
          Mari Kita memberi korban yang benar kepada Tuhan dan percaya akan janji-janji firman-Nya di dalam Alkitab. Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.