"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

KELUARGA BAGI TUHAN


Ringkasan Khotbah Ibadah Rumah Tangga, Oleh: Ibu Gembala (Ny. Yuliati Mardiasa), Jumat, 22 Juli 2016

Scripture: Markus 3:31-35

A.   INTODUCTION
Tuhan Yesus memandang orang-orang yang duduk mendengarkan-Nya sebagai ibu dan saudara-saudara-Nya. Ia menunjukkan sikap bahwa semua orang yang taat mendengarkan firman Tuhan dan melakukan kehendak-Nya adalah keluarga-Nya, tanpa melihat apa dan bagaimana mereka, dari mana dan mau ke mana mereka.
Bagi Tuhan Yesus, keluarga bukan terbatas pada hubungan darah dan daging, tetapi hubungan roh atau persatuan roh di dalam Tuhan. Hal ini nampak ketika ibu dan saudara-saudara-Nya datang mencari-Nya pada waktu Ia sedang mengajar. Tuhan Yesus memprioritaskan hubungan dalam roh sebagai keluarga daripada hubungan dalam daging.
Ketika seseorang menyampaikan pesan bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya sedang menunggu di luar ruangan tenpat Ia mengajar, Ia menjawab; Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara-Ku.” (Ay. 33). Lalu Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya yang taat mendengarkan pengajaran-Nya, lalu berkata; “… inilah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku.” (Ay. 34).
Tuhan Yesus hendak memberikan pemahaman bahwa setiap orang yang berada dalam persekutuan dan ketaatan mendengar firman Tuhan adalah keluarga bagi Tuhan (Keluarga-Nya), sebagaimana setiap orang percaya kepada Tuhan disebut sebagai anak-anak Allah (Yoh. 1:12), dan orang yang taat mendengarkan firman-Nya berasal dari Allah (Yoh. 8:47a), sehingga disebut sebagai keluarga Allah (Ef. 2:19).
Tidak ada perbedaan status dalam keluarga Tuhan, semua orang yang melakukan kehendak Tuhan adalah keluarga; sebagai ibu, sebagai ayah, sebagai saudara laki-laki dan saudara perempuan (Ay. 35).
Dalam hubungan keluarga dalam darah dan daging, kita sering menemukan perbedaan-perbedaan yang menonjol yang mengakibatkan terjadinya perselisihan antara sesama anggota keluarga. Antara suami dan istri, orang tua dengan anak-anak dan saudara dengan saudara. Kita Sering sekali menempatkan anggota rumah tangga atau anggota keluarga kita sebagai orang lain padahal mereka selalu ada bersama-sama dengan kita, perselisihan panjang yang tak kunjung usai, akhirnya menimbulkan perpecahan dan bahkan berujung pada perceraian. Kalau demikian, dapatkah disebut sebagai keluarga bagi Allah? Untuk memperkecil segala kemungkinan terjadi, kita perlu membangun keluarga dalam kesatuan roh yang kemudian dapat diterapkan dalam hubungan bermasyarakat terlebih dalam hubungan sebagai jemaat berjemaat. Dengan demikian kita menjadi keluarga bagi Tuhan yang anggota-anggotanya memiliki hubungan yang harmonis dengan Tuhan.

B.   CONTENTS
Berdasarkan pada apa yang telah kita dengar dari firman Tuhan dalam pengajaran Tuhan Yesus, Mari kita membangun keluarga bukan saja dalam hubungan darah dan daging, tetapi kita membangun hubungan dalam kesatuan roh melaui ketaatan kepada kehendak Tuhan, sehingga keluarga kita dapat disebut sebagai keluarga yang dikehendaki oleh Tuhan. Itulah kelaurga bagi Tuhan.
Bagaimana kita membangun keluarga bagi Tuhan?

1.    Keluarga Bagi Tuhan adalah Keluarga yang memiliki kesatuan roh, duduk bersama-sama untuk mendengarkan firman Tuhan (Ay. 34).
Kesatuan roh yang dimaksud adalah kesatuan hati, pikiran dan perasaan untuk duduk bersama di hadapan Tuhan untuk merenungkan firman-Nya.
Sebagian besar orang yang duduk di hadapan Tuhan Yesus yang mendengarkan pengajaran-Nya disebut sebagai anggota keluarga-Nya Tuhan; “dialah ibu-Ku dan saudara-saudaraku”.
Tuhan Yesus menyatakan kedekatan-Nya dengan mereka yang mendengarkan firman Tuhan sebagai keluarga ketimbang keluarga dalam darah dan daging yang mencoba untuk mengganggu konsentrasi mereka yang duduk mendengarkan-Nya.
 Yang prioritas bagi Tuhan adalah memahami kehendak-Nya melalui firman-Nya. Yohanes 8:47a mengatakan bahwa; “barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah…”.
Jika kita memprioritaskan firman Tuhan dalam keluarga kita, tekun membaca, merenungkan dan melakukannya, Tuhan Yesus akan memberkati kita sebagai keluarga-Nya. Ayah, ibu, dan anak-anak menjadi keluarga bagi Tuhan.

2.    Keluarga Bagi Tuhan adalah keluarga yang taat melakukan kehendak Tuhan (Ay. 35).
Keluarga bagi Tuhan adalah keluarga yang mengerti kehendak Tuhan melalui ketaatan merenungkan firman-Nya; Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.” (Yoh. 7:17).
Tuhan Yesus mengangkat hati para pendengar-Nya bahwa mereka adalah ibu-Nya, saudara-Nya laki-laki dan saudara-Nya perempuan (Ay. 35), oleh karena mereka memilih duduk diam di hadapan-Nya untuk mengerti dan memahami kehendak Tuhan melalui pengajaran-Nya.
Mereka duduk dalam lingkaran dan kesatuan orang-orang yang memberi diri untuk bersekutu dengan Tuhan dan orang-orang yang telah menjadi ibu dan saudara-saudara-Nya. Tuhan Yesus menekankan kepada mereka bahwa salah satu dari kehendak Tuhan adalah mendengarkan firman-Nya untuk mengerti kehendak Tuhan yang lainnya.
Tanpa didahului dari ketaatan untuk mendengar firman Tuhan, tidak mungkin dapat mengerti dan memahami kehendak Tuhan yang lainnya, dan tidak mungkin juga akan diberkati untuk menjadi keluarga bagi Tuhan karena mengerti saja tidak, apalagi melakukan.

C.   CONCLUSION
Tuhan Yesus memandang orang-orang yang hidup dalam kesatuan roh, duduk bersama-sama untuk mendengarkan firman-Nya dan yang melakukannya sebagai keluarga-Nya, sebagai ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya laki-laki dan perempuan. Mereka telah menjadi keluarga bagi Tuhan.
Kedekatan hubungan dalam keluarga tidak dapat diukur dalam hubungan darah dan daging, sebagai ibu dan saudara-saudara, melainkan yang lebih penting bagi Tuhan adalah hubungan dalam ikatan roh yang sama, yaitu kesatuan hati, pikiran dan perasaan untuk bersekutu dengan Tuhan dan orang-orang yang telah menjadi keluarga-Nya.

D.   APPLICATION
Sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, mari kita membangun keluarga yang dikehendaki oleh Tuhan. keluarga yang bukan saja dibangun dalam darah dan daging, tetapi keluarga yang dibangun dalam ketaatan mendengar firman-Nya dan melakukan kehendak-Nya.
Tuhan Yesus akan memberkati kita menjadi keluarga bagi Tuhan, sebagai ibu dan saudara-saudara-Nya, dan Ia akan tinggal bersama-sama dengan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.