Ringkasan Khotbah, Minggu, 24 Juli 2016
Scripture: Maleakhi 1:6-14
A. INTRODUCTION
Masih
terlalu banyak orang Kristen yang belum mengerti tentang hal memberi
persembahan, beranggapan bahwa menjadi Kristen, rajin ke gereja saja sudah
cukup. Memberi persembahan dianggap tidak terlalu penting dan bukan bagian dari
ibadah, atau mungkin supaya kelihatan memberi seperti Ananias dan Safira dalam
Kisah Rasul 5:1-11. Mungkin memberi persembahan juga namun bukan dengan
ketulusan sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan. Memberi sesuatu yang cacat
dan tidak layak di hadapan Tuhan, dan tidak lagi mengindahkan perintah firman
Tuhan; “Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.
(Mzm. 4:6).
Ada juga sebagian orang
Kristen yang beranggapan bahwa memberi persembahan adalah tuntutan gembala jemaat
untuk menambah kas gereja, tetapi memberi persembahan juga namun dengan
motivasi yang tidak baik, dan bukan karena percaya kepada Tuhan.
Memberi persemabahan sudah
menjadi ciri khas dan gaya hidup orang-orang percaya kepada Tuhan sejak dimulainya
kehidupan di dunia ini. Semua tokoh-tokoh Alkitab dari Kitab Kejadian sampai
Kitab Wahyu memberi persembahan kepada tanpa terkecuali orang-orang yang
memberi dengan tujuan dan motivasi yang jahat.
Kekurangsadaran bahwa
memberi adalah sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan, membuat banyak orang
Kristen ogah-ogahan dalam memberi persemabahan. Tanpa disadari itu adalah
penghinaan dan kejahatan di mata Tuhan (Ay.
7-8).
Sejak awal, Tuhan menuntut
persemabahan yang benar atas dasar kepercayaan kepada Tuhan, bukan menyogok
Tuhan supaya Ia malakukan kehendak kita atau melakukan segala sesuatu untuk
kita. Ia telah memberi kepada kita, maka kita punya kewajiban untuk memberi
penghormatan kepada Tuhan dengan mempersembahkan korban yang benar kepada-Nya.
Tuhan
tidak pernah kompromi dengan umat-Nya yang tidak menghormati-Nya sebagai Allah,
raja yang besar yang ditakuti di antara bangsa-bangsa (Ay. 14).
Beberapa
Contoh dalam Alkitab, hukuman yang diberikan Tuhan atas kepada orang-orang yang
mempersembahkan korban yang tidak benar, yaitu, Persembahan Kain yang tidak
diterima oleh Tuhan yang berujung pada pemberontakan dan hukuman Allah (Kej. 4:1-16).
Persembahan yang cacat, yang mengundang murka Allah (Mal. 1:14), Persembahan
yang tidak sertai dengan kepercayaan kepada Tuhan, seperti Ananis dan Safira,
yang berakibat kematian karena hukuman Allah (Kis. 5:1-11), dsb.
B. CONTENTS
Karena
hukuman pasti bagi orang-orang yang tidak menghormati Tuhan dengan persembahan
yang tidak benar, maka kita harus memahami makna persembahan yang benar kepada
Tuhan. Makna persembahan yang benar berdasarkan pada Malaekhi 3:1-14 adalah
sebagai berikut:
1. Persembahan
Yang Benar Adalah Sebagai Bentuk Penghormatan Kepada Tuhan (Ay. 6-8, 11, 14b).
Tuhan memberi
sebuah gambaran tentang seorang anak yang menghormati bapanya dan seorang hamba
yang menghormati tuannya, lalu Tuhan membuat sebuah pertanyaan bahwa; “Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang
kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku? (Ay. 6).
Para iman dan
umat Tuhan menyebut Tuhan sebagai bapa dan Tuhan namun tidak sedikitpun memberi
penghormatan kepada Tuhan, tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan. mereka
mempersembahkan korban yang tidak benar, tidak pantas dan tidak layak di
hadapan Tuhan sebagai persembahan. Mereka telah menghina Tuhan (Ay. 7).
Memberikan
persembahan atau korban yang tidak layak di hadapan Tuhan, dipandang sebagai
kejahatan; “Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk
dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang
dan sakit, tidakkah itu jahat”? (Ay. 8a). Kejahatan ini bukan kejahatan sebagai sesama manusia tetapi
kejahatan kepada Tuhan yang biasa kita sebut sebagai d o s a.
Mereka telah mencemarkan nama Tuhan, atau
menghina nama Tuhan yang Mahaagung dan Mahabesar di hadapan bangsa-bangsa.
Tuhan tidak berkenan dengan perbuatan yang demikian (Ay. 10), sebab nama Tuhan
harus dimuliakan dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. “Sebab dari terbitnya sampai kepada
terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap
tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian
yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta
alam.” (Ay. 11). Dia adalah Raja yang besar, firman Tuhan semesta Alam, dan
nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa (Ay. 14b).
Kalau kita menyebut Allah sebagai bapa kita,
sebagai tuan kita, sebagai Raja yang besar, tidakkah takut dan hormat
kepada-Nya? Tidakkah kita akan memberikan yang terbaik kepada-Nya? Akankah kita
mempersembahkan barang yang tidak pantas kepada-Nya?
Para iman dalam Kitab Maleakhi sudah tidak lagi
mengindahkan perintah dan ketetapan Tuhan dalam mempersembahkan korban kepada
Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Imamat (Im. 22:21-29).
“Juga apabila seseorang
mempersembahkan kepada TUHAN korban keselamatan sebagai pembayar nazar khusus
atau sebagai korban sukarela dari lembu atau kambing domba, maka korban itu
haruslah yang tidak bercela, supaya TUHAN berkenan akan dia, janganlah badannya
bercacat sedikit pun.” (Im. 22:21)
Orang Kristen zaman sekarang masih sangat
sedikit yang takut hormat akan Tuhan. Memberi persembahan dengan selembar
rupiah yang kotor dan lusuh, remas lagi. Diberikan kepada anak kita untuk uang
jajan saja pasti ditolak, apalagi kepada Tuhan. Bukankah yang lebih layak masih
ada pada kita? Di manakah iman kita kepada Tuhan? Sadar ataupun tidak, ini
adalah bentuk penghinaan kepada Tuhan. Itulah yang disebut sebagai kejahatan
kepada Tuhan atau dosa.
2. Persembahan
Yang Benar Mengundang Kehadiran Tuhan Dalam Ibadah dan Kehidupan Kita (Ay. 8).
Tuhan hanya
berkenan dengan apa yang disebut dengan kebajikan. Segala bentuk dosa dan
kejahatan baik kepada sesama maupun kepada Tuhan adalah kekejian bagi Tuhan. Ia
murka atas tindakan-tindakan yang menetang kehendak-Nya. Jika kita menghormati
nama-Nya, dan takut akan Tuhan seperti seoarang anak kepada bapanya dan seorang
hamba kepada tuannya.
Jika pemimpin
dunia saja tahu apa yang baik untuk menjaga wibawanya, terlebih Tuhan yang
adalah Raja yang Besar. Tuhan meyuruh para iman untuk menyamapaikan persembahan
yang tidak layak kepada bupatinya untuk menguji apakah ia berkenan menerimanya
atau tidak? “Apabila
kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat?
Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat?
Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi
menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam. (Ay. 8).
Bupati saja
tidak berkenan apalagi Tuhan. Jika persembahan yang baik yang kita persembahkan
kepada Tuhan, tentu Ia akan berkenan menerima persembahan kita. Berkenan
artinya Allah bersedia untuk hadir dan menerima persembahan kita.
Jika Allah
berkenan dengan tindakan kita menghormati namanya dalam memberi persembahan
yang baik, berarti Ia bersedia untuk hadir dalam ibadah kita dan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Ia akan menyambut persemabahan kita, lalu ujilah
apa yang Tuhan lakukan berikutnya kepada kita (Mal. 3:10-12).
Kita sering
menodai ibadah kita dengan persembahan yang tidak baik, sehingga hati kita
semakin membeku untuk menerima kebenaran sebagai tanda ketidakhadiran Allah
dalam ibadah dan hidup kita.
Supaya Allah
berkenan dan menyambut kita, dan hadir dalam ibadah mari kita kembali kepada
ketetapan Tuhan dalam hal memberi persebahan kepada-Nya.
“Maka supaya TUHAN berkenan akan kamu, haruslah persembahan itu
tidak bercela dari lembu jantan, domba atau kambing. Segala yang bercacat
badannya janganlah kamu persembahkan, karena dengan itu TUHAN tidak berkenan
akan kamu.” (Im. 22:19-20)
Jangan lagi mempersembahkan barang yang tidak
layak kepada Tuhan. Persiapkanlah apa yang baik sebagai tanda penghormatan kita
kepada-Nya dan sebagai tanda ibadah dan kerinduan kita menyenangkan hati-Nya.
Jika merasa tidak mampu untuk memberi, janganlah memberi sampai pada waktunya
kita mampu memberi, tetapi jangan menipu Tuhan dengan tidak memberi dengan
mengatakan bahwa kita tidak mampu padahal sesungguhnya kita mampu dan berpikir
sayang untuk mempersembahkan apa yang kita punya kepada Tuhan, nanti tabungan
kita berkurang.
Itu adalah bentuk ketidakpercayaan kepada
janji-janji Tuhan (Fil. 4:19; 2 Kor.9:6-8; Mzm. 126:5-6).
Mari kita
membuat Tuhan berkenan dalam ibadah dan hidup kita, menyenangkan hati-Nya
dengan memberikan persembahan yang pantas. Ia akan menyambut kita seperti
seorang bupati yang berkenan dengan persembahan yang kita persembahkan
kepadanya (Ay. 8). Jika Allah berkenan itu adalah tanda kehadiran-Nya bagi
kita, dan akan tinggal dalam rumah kita, hati kita dan bahkan dalam segala
aspek kehidupan kita.
C. CONCLUSION
Teguran
Tuhan kepada iman dan umat-Nya adalah karena mereka tidak memberikan
persembahan yang benar sesuai dengan ketetapan-ketetapan Tuhan. Mereka tidak menyadari bahwa
persemabahan yang cacat telah mendukakan hati Tuhan, karena tidak menghormati
Allah sebagai Tuhan dan Raja yang besar yang harus tetap diagungkan dari
terbitnya matahari hingga kepada terbenamnya.
Tuhan
memberi teguran keras kepada mereka yang mencoba untuk menipu Tuhan dengan
persembahan. Mempersembahan yang cacat dan tidak pantas sementara yang lebih
baik ada pada mereka. Tuhan berfirman, terkutuklah penipu (Ay, 14).
Tuhan
mengajar kita memberi persembahan yang benar sebagai bentuk penghormatan kita
dan rasa takut kita kepada Tuhan. Persembahan yang benar dikenan oleh Tuhan
sebagai tanda kehadiran-Nya baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan kita
sehari-hari.
D. APPLICATION
“Persembahkanlah korban yang benar dan
percayalah kepada TUHAN.” (Mzm. 4:6).
Mari kita beri penghormatan
kita kepada-Nya dengan memberi persembahan yang layak dan pantas. Kita
menghormati Allah seperti seorang anak menghormati bapanya dan seperti seorang
hamba yang takut kepada tuannya.
Marilah kita memberi bukan
memandang kepada pemimpin gereja, tetapi kepada Allah yang hidup, raja di atas
segala raja, yang berkuasa melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada umat-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.