"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

MAKNA PERSEMBAHAN YANG BENAR


Ringkasan Khotbah, Minggu, 24 Juli 2016
Scripture: Maleakhi 1:6-14


A.   INTRODUCTION
Masih terlalu banyak orang Kristen yang belum mengerti tentang hal memberi persembahan, beranggapan bahwa menjadi Kristen, rajin ke gereja saja sudah cukup. Memberi persembahan dianggap tidak terlalu penting dan bukan bagian dari ibadah, atau mungkin supaya kelihatan memberi seperti Ananias dan Safira dalam Kisah Rasul 5:1-11. Mungkin memberi persembahan juga namun bukan dengan ketulusan sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan. Memberi sesuatu yang cacat dan tidak layak di hadapan Tuhan, dan tidak lagi mengindahkan perintah firman Tuhan; “Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN. (Mzm. 4:6).
Ada juga sebagian orang Kristen yang beranggapan bahwa memberi persembahan adalah tuntutan gembala jemaat untuk menambah kas gereja, tetapi memberi persembahan juga namun dengan motivasi yang tidak baik, dan bukan karena percaya kepada Tuhan.
Memberi persemabahan sudah menjadi ciri khas dan gaya hidup orang-orang percaya kepada Tuhan sejak dimulainya kehidupan di dunia ini. Semua tokoh-tokoh Alkitab dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu memberi persembahan kepada tanpa terkecuali orang-orang yang memberi dengan tujuan dan motivasi yang jahat.
Kekurangsadaran bahwa memberi adalah sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan, membuat banyak orang Kristen ogah-ogahan dalam memberi persemabahan. Tanpa disadari itu adalah penghinaan dan kejahatan di mata Tuhan (Ay.  7-8).
Sejak awal, Tuhan menuntut persemabahan yang benar atas dasar kepercayaan kepada Tuhan, bukan menyogok Tuhan supaya Ia malakukan kehendak kita atau melakukan segala sesuatu untuk kita. Ia telah memberi kepada kita, maka kita punya kewajiban untuk memberi penghormatan kepada Tuhan dengan mempersembahkan korban yang benar kepada-Nya.
Tuhan tidak pernah kompromi dengan umat-Nya yang tidak menghormati-Nya sebagai Allah, raja yang besar yang ditakuti di antara bangsa-bangsa (Ay. 14).
Beberapa Contoh dalam Alkitab, hukuman yang diberikan Tuhan atas kepada orang-orang yang mempersembahkan korban yang tidak benar, yaitu, Persembahan Kain yang tidak diterima oleh Tuhan yang berujung pada pemberontakan dan hukuman Allah (Kej. 4:1-16). Persembahan yang cacat, yang mengundang murka Allah (Mal. 1:14), Persembahan yang tidak sertai dengan kepercayaan kepada Tuhan, seperti Ananis dan Safira, yang berakibat kematian karena hukuman Allah (Kis. 5:1-11), dsb.

B.   CONTENTS
Karena hukuman pasti bagi orang-orang yang tidak menghormati Tuhan dengan persembahan yang tidak benar, maka kita harus memahami makna persembahan yang benar kepada Tuhan. Makna persembahan yang benar berdasarkan pada Malaekhi 3:1-14 adalah sebagai berikut:

1.    Persembahan Yang Benar Adalah Sebagai Bentuk Penghormatan Kepada Tuhan (Ay. 6-8, 11, 14b).

Tuhan memberi sebuah gambaran tentang seorang anak yang menghormati bapanya dan seorang hamba yang menghormati tuannya, lalu Tuhan membuat sebuah pertanyaan bahwa; “Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku? (Ay. 6).
Para iman dan umat Tuhan menyebut Tuhan sebagai bapa dan Tuhan namun tidak sedikitpun memberi penghormatan kepada Tuhan, tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan. mereka mempersembahkan korban yang tidak benar, tidak pantas dan tidak layak di hadapan Tuhan sebagai persembahan. Mereka telah menghina Tuhan (Ay. 7).
Memberikan persembahan atau korban yang tidak layak di hadapan Tuhan, dipandang sebagai kejahatan; “Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat”? (Ay. 8a). Kejahatan ini bukan kejahatan sebagai sesama manusia tetapi kejahatan kepada Tuhan yang biasa kita sebut sebagai d o s a.
Mereka telah mencemarkan nama Tuhan, atau menghina nama Tuhan yang Mahaagung dan Mahabesar di hadapan bangsa-bangsa. Tuhan tidak berkenan dengan perbuatan yang demikian (Ay. 10), sebab nama Tuhan harus dimuliakan dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. “Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam.” (Ay. 11). Dia adalah Raja yang besar, firman Tuhan semesta Alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa (Ay. 14b).
Kalau kita menyebut Allah sebagai bapa kita, sebagai tuan kita, sebagai Raja yang besar, tidakkah takut dan hormat kepada-Nya? Tidakkah kita akan memberikan yang terbaik kepada-Nya? Akankah kita mempersembahkan barang yang tidak pantas kepada-Nya?
Para iman dalam Kitab Maleakhi sudah tidak lagi mengindahkan perintah dan ketetapan Tuhan dalam mempersembahkan korban kepada Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Imamat (Im. 22:21-29).

“Juga apabila seseorang mempersembahkan kepada TUHAN korban keselamatan sebagai pembayar nazar khusus atau sebagai korban sukarela dari lembu atau kambing domba, maka korban itu haruslah yang tidak bercela, supaya TUHAN berkenan akan dia, janganlah badannya bercacat sedikit pun.” (Im. 22:21)

Orang Kristen zaman sekarang masih sangat sedikit yang takut hormat akan Tuhan. Memberi persembahan dengan selembar rupiah yang kotor dan lusuh, remas lagi. Diberikan kepada anak kita untuk uang jajan saja pasti ditolak, apalagi kepada Tuhan. Bukankah yang lebih layak masih ada pada kita? Di manakah iman kita kepada Tuhan? Sadar ataupun tidak, ini adalah bentuk penghinaan kepada Tuhan. Itulah yang disebut sebagai kejahatan kepada Tuhan atau dosa.

2.    Persembahan Yang Benar Mengundang Kehadiran Tuhan Dalam Ibadah dan Kehidupan Kita (Ay. 8).

Tuhan hanya berkenan dengan apa yang disebut dengan kebajikan. Segala bentuk dosa dan kejahatan baik kepada sesama maupun kepada Tuhan adalah kekejian bagi Tuhan. Ia murka atas tindakan-tindakan yang menetang kehendak-Nya. Jika kita menghormati nama-Nya, dan takut akan Tuhan seperti seoarang anak kepada bapanya dan seorang hamba kepada tuannya.
Jika pemimpin dunia saja tahu apa yang baik untuk menjaga wibawanya, terlebih Tuhan yang adalah Raja yang Besar. Tuhan meyuruh para iman untuk menyamapaikan persembahan yang tidak layak kepada bupatinya untuk menguji apakah ia berkenan menerimanya atau tidak? Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam. (Ay. 8).
Bupati saja tidak berkenan apalagi Tuhan. Jika persembahan yang baik yang kita persembahkan kepada Tuhan, tentu Ia akan berkenan menerima persembahan kita. Berkenan artinya Allah bersedia untuk hadir dan menerima persembahan kita.
Jika Allah berkenan dengan tindakan kita menghormati namanya dalam memberi persembahan yang baik, berarti Ia bersedia untuk hadir dalam ibadah kita dan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ia akan menyambut persemabahan kita, lalu ujilah apa yang Tuhan lakukan berikutnya kepada kita (Mal. 3:10-12).
Kita sering menodai ibadah kita dengan persembahan yang tidak baik, sehingga hati kita semakin membeku untuk menerima kebenaran sebagai tanda ketidakhadiran Allah dalam ibadah dan hidup kita.
Supaya Allah berkenan dan menyambut kita, dan hadir dalam ibadah mari kita kembali kepada ketetapan Tuhan dalam hal memberi persebahan kepada-Nya.

“Maka supaya TUHAN berkenan akan kamu, haruslah persembahan itu tidak bercela dari lembu jantan, domba atau kambing. Segala yang bercacat badannya janganlah kamu persembahkan, karena dengan itu TUHAN tidak berkenan akan kamu.” (Im. 22:19-20)

Jangan lagi mempersembahkan barang yang tidak layak kepada Tuhan. Persiapkanlah apa yang baik sebagai tanda penghormatan kita kepada-Nya dan sebagai tanda ibadah dan kerinduan kita menyenangkan hati-Nya. Jika merasa tidak mampu untuk memberi, janganlah memberi sampai pada waktunya kita mampu memberi, tetapi jangan menipu Tuhan dengan tidak memberi dengan mengatakan bahwa kita tidak mampu padahal sesungguhnya kita mampu dan berpikir sayang untuk mempersembahkan apa yang kita punya kepada Tuhan, nanti tabungan kita berkurang.
Itu adalah bentuk ketidakpercayaan kepada janji-janji Tuhan (Fil. 4:19; 2 Kor.9:6-8; Mzm. 126:5-6).
Mari kita membuat Tuhan berkenan dalam ibadah dan hidup kita, menyenangkan hati-Nya dengan memberikan persembahan yang pantas. Ia akan menyambut kita seperti seorang bupati yang berkenan dengan persembahan yang kita persembahkan kepadanya (Ay. 8). Jika Allah berkenan itu adalah tanda kehadiran-Nya bagi kita, dan akan tinggal dalam rumah kita, hati kita dan bahkan dalam segala aspek kehidupan kita.
C.   CONCLUSION
Teguran Tuhan kepada iman dan umat-Nya adalah karena mereka tidak memberikan persembahan yang benar sesuai dengan ketetapan-ketetapan  Tuhan. Mereka tidak menyadari bahwa persemabahan yang cacat telah mendukakan hati Tuhan, karena tidak menghormati Allah sebagai Tuhan dan Raja yang besar yang harus tetap diagungkan dari terbitnya matahari hingga kepada terbenamnya.
Tuhan memberi teguran keras kepada mereka yang mencoba untuk menipu Tuhan dengan persembahan. Mempersembahan yang cacat dan tidak pantas sementara yang lebih baik ada pada mereka. Tuhan berfirman, terkutuklah penipu (Ay, 14).
Tuhan mengajar kita memberi persembahan yang benar sebagai bentuk penghormatan kita dan rasa takut kita kepada Tuhan. Persembahan yang benar dikenan oleh Tuhan sebagai tanda kehadiran-Nya baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.

D.   APPLICATION
“Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.” (Mzm. 4:6).
Mari kita beri penghormatan kita kepada-Nya dengan memberi persembahan yang layak dan pantas. Kita menghormati Allah seperti seorang anak menghormati bapanya dan seperti seorang hamba yang takut kepada tuannya.
Marilah kita memberi bukan memandang kepada pemimpin gereja, tetapi kepada Allah yang hidup, raja di atas segala raja, yang berkuasa melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada umat-Nya. Tuhan Yesus Memberkati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.