Scripture: Markus 4:5-6, 16-17
A. INTODUCTION
Benih yang
jatuh di atas tanah yang berbatu-batu adalah firman Tuhan yang tidak tidak
berakar dalam hati manusia, apabila datang penindasan dan penganiayaan, maka
orang itu segera murtad (Ay. 16, 17).
Sedikit
berbeda dengan benih yang jatuh di pinggir jalan, yaitu firman yang dirampas
atau dicuri oleh iblis (Ay. 4, 14-15), namun hasilnya sama-sama gagal. Benih
yang jatuh di pinggir jalan tidak sempat mengalami pertumbuhan, tetapi benih
yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, sempat bertumbuh, hanya tidak berakar
dan tahan sebentar saja.
Inilah
gambaran tentang hati manusia yang mendengar firman Tuhan namun tidak berakar
dalam hati. Suka mendengar khotbah yang sesuai dengan selera, tetapi kalau
menegur dan menasehati, segera menutup hati dan menolak untuk mendengar. Suka
mendengar khotbah seperti stand up comedy,
lucu dan penuh dengan gelak tawa namun dangkal dengan pengertian. Giliran
khotbahnya tentang melakukan kehendak Allah yang menuntut kewajiban sebagai
orang Kristen ngantuk berat, sebisa mungkin untuk ngobrol dengan kiri kanannya
dan sesekali meninggalkan ruang ibadah. Setelah ibadah, khotbahnya menjadi
pokok bahasan khusus dan membuat kesimpulan dan pengertian sendiri.
Demikianlah
gambaran hati manusia yang hanya mau mendengar khotbah tentang berkat-berkat
saja, menerimanya dengan gembira, namun giliran dituntut kewajiban merunduk dan
pura-pura tidak mendengar. Mau mendengar khotbah yang menghibur namun ketika
tekanan datang segera memperotes kepada Tuhan, maka tepatlah seperti apa yang
digambarkan oleh Tuhan Yesus bahwa, hati manusia seperti ladang yang
berbatu-batu yang tipis tanahnya. Ketika benih firman Tuhan ditaburkan, ia
menerimanya, namun tidak berakar, ia segera layu dan menjadi kering.
Kecendrungan
yang terjadi selanjutnya adalah menyalahkan dan terus menyalahkan tanpa dasar
yang kuat berdasarkan firman Tuhan. Berusaha mencari pembenaran diri dan
mencari sebanyak mungkin alasan. Menentang pemimpin rohaninya, memiliki ide-ide
yang baik, namun bukan disumbangkan demi kebaikan melainkan dipakai sebagai
senjata untuk menyerang dan melemahkan, lalu menganggap diri pintar dan
menuntut hormat.
Kita perlu
mengubah pola hidup kita sebagai orang Kristen. Kita dapat berubah, ketika kita
membiarkan benih firman Tuhan yang ditaburkan itu tumbuh.
Bagaimana
benih firman Tuhan itu dapat tumbuh? Kita harus membersihkannya dari batu-batu
keangkuhan, keegoisan, kepentingan diri dan memberi hidup kita dipimpin oleh
Roh Kudus. Batu-batu yang demikian akan menghalangi benih firman Tuhan itu tumbuh
dan berakar dalam hati kita. Jika hati kita sudah dibersihkan, firman Tuhan itu
akan tumbuh dan menghasilnya buah yang banyak (Ay. 8, 20).
B. CONTENTS
Berdasarkan pada uraian di atas,
maka kita akan melihat gambaran tentang benih yang jatuh di atas tanah yang
berbatu-batu.
1. Benih Yang Jatuh di Atas Tanah Yang
Berbatu-Batu Adalah Firman Tuhan Yang Tidak Berakar Dalam Hati Manusia.
Berbeda dengan benih yang jatuh
di pinggir jalan. Benih yang jatuh di pinggir jalan adalah firman Tuhan yang
tidak mendapat respon dalam hati manusia, tetapi benih yang jatuh di atas tanah
yang berbatu-batu adalah firman Tuhan yang sempat bertumbuh namun tidak berakar
dalam hati, ia segera layu dan menjadi kering, ketika tantangan datang.
Ladang yang berbatu-batu adalah
ladang yang tidak mungkin menghasilkan, biasanya hanya tumbuh rumput-rumput
liar yang tidak berakar terlalu dalam dan yang hidupnya bergantung pada musim
hujan. Ketika musim kemarau datang, rumput-rumput itu menjadi layu dan mati dan
yang nampak berikutnya adalah tanah yang kering dan berdebu. Seorang petani
tentu menghindari jenis tanah atau ladang yang demikian.
Cahaya panas matahari merupakan
tantangan berat bagi tumbuhan yang tumbuh di atas tanah yang berbatu-batu, ia
akan segera layu dan mati. Inilah gambaran hati manusia yang mendengar firman
Tuhan, namun firman itu tidak berakar dalam hatinya.
Ada dua kemungkinan orang yang
hatinya digambarkan seperti ladang yang berbatu-batu: 1). Mendengar firman
Tuhan, dapat menerimanya dengan baik, tetapi segera melupakannya. 2). Mendengar
Firman Tuhan, menerimanya dengan baik, namun tidak mempercayainya saat pencobaan
datang. Inilah yang disebut dengan firman yang tidak berakar dalam hati,
sehingga saat-saat yang menentukan kualitas keimananya di hadapan Tuhan justru
menyerah dan mundur karena penindasan dan penganiayaan. Meninggalkan
persekutuan bahkan meninggalkan Tuhan.
2. Benih
Yang Jatuh di Atas Tanah Yang Berbatu-Batu Adalah Firman Tuhan Yang Tidak Dapat
Bertahan Lama di hati Manusia.
Benih yang tumbuh di atas tanah yang
berbatu-batu dapat digambarkan dengan orang yang mendengar firman Tuhan, lalu
berkata saya diberkati sehingga ia menyambut dan menerima dengan gembira, namun
dalam saat-saat tertentu, ketika godaan datang, firman itu berlalu dari
ingatannya karena tidak di simpanya di dalam hati sebagai kekuatan, atau Tuhan
Yesus katakan bahwa benih itu tumbuh, tetapi ketika matahari terbit, ia segera
layu dan segera mati, menjadi kering karena tanahnya tipis dan tidak dapat
berakar lebih dalam.
Hampir sebagian besar orang
Kristen yang hatinya masih seperti tanah yang berbatu-batu. Orang yang demikian
nampaknya lebih senang mendengar stand up
comedy yang menghibur demi kepuasaan sesaat dari pada mendengar firman
Tuhan yang menegor dan menasehati untuk kehidupan kekal.
Orang Kristen yang hatinya
seperti tanah yang berbatu-batu, hanya bepikir tentang kehidupan dan
kebahagiaan sesaat dan gagal memikirkan masa depannya. Mungkin dapat memikirkan
masa depannya, tetapi dengan cara pandang berdasarkan rekaan pikiran sendiri yang
dipandang benar dan tepat tanpa diuji dengan kebenaran firman Tuhan.
C. CONCLUSION
Benih yang jatuh di atas tanah
yang berbatu-batu adalah benih yang rentah dengan pertumbuhan yang kerdil dan
bahkan kematian. Itulah benih firman Tuhan yang ditaburkan dalam hati manusia,
namun tidak berakar. Menangkapnya dengan iman yang dangkal sehingga tidak dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Benih itu tumbuh tetapi tidak
bertahan lama, apalagi menghasilkan buah seperti benih yang jatuh di tanah yang
subur (Mrk. 3:8,20). Benih itu tumbuh lalu mati karena tidak tahan dengan
pencobaan.
D. APPLICATION
Sebelum kita
datang kepada Tuhan untuk mendengarkan firman-Nya, supaya firman itu kita
terima dengan iman yang teguh dan menghasilkan buah-buah yang banyak, mari kita
menggemburkan hati kita dengan cangkul ketulusan dan keikhlasan. Mari kita
singkirkan batu-batu kesombongan dan keeogoisan, sehingga firman itu dapat
tumbuh dan menghasilkan buah-buah yang banyak atau diberkati oleh Tuhan. TUHAN
YESUS memberkati.
Oleh: Gembala Jemaat GKII Tuka Dalung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.