"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

BENIH YANG JATUH DI ATAS TANAH YANG BERBATU-BATU


Scripture: Markus 4:5-6, 16-17

A.   INTODUCTION
Benih yang jatuh di atas tanah yang berbatu-batu adalah firman Tuhan yang tidak tidak berakar dalam hati manusia, apabila datang penindasan dan penganiayaan, maka orang itu segera murtad (Ay. 16, 17).
Sedikit berbeda dengan benih yang jatuh di pinggir jalan, yaitu firman yang dirampas atau dicuri oleh iblis (Ay. 4, 14-15), namun hasilnya sama-sama gagal. Benih yang jatuh di pinggir jalan tidak sempat mengalami pertumbuhan, tetapi benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, sempat bertumbuh, hanya tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Inilah gambaran tentang hati manusia yang mendengar firman Tuhan namun tidak berakar dalam hati. Suka mendengar khotbah yang sesuai dengan selera, tetapi kalau menegur dan menasehati, segera menutup hati dan menolak untuk mendengar. Suka mendengar khotbah seperti stand up comedy, lucu dan penuh dengan gelak tawa namun dangkal dengan pengertian. Giliran khotbahnya tentang melakukan kehendak Allah yang menuntut kewajiban sebagai orang Kristen ngantuk berat, sebisa mungkin untuk ngobrol dengan kiri kanannya dan sesekali meninggalkan ruang ibadah. Setelah ibadah, khotbahnya menjadi pokok bahasan khusus dan membuat kesimpulan dan pengertian sendiri.
Demikianlah gambaran hati manusia yang hanya mau mendengar khotbah tentang berkat-berkat saja, menerimanya dengan gembira, namun giliran dituntut kewajiban merunduk dan pura-pura tidak mendengar. Mau mendengar khotbah yang menghibur namun ketika tekanan datang segera memperotes kepada Tuhan, maka tepatlah seperti apa yang digambarkan oleh Tuhan Yesus bahwa, hati manusia seperti ladang yang berbatu-batu yang tipis tanahnya. Ketika benih firman Tuhan ditaburkan, ia menerimanya, namun tidak berakar, ia segera layu dan menjadi kering.
Kecendrungan yang terjadi selanjutnya adalah menyalahkan dan terus menyalahkan tanpa dasar yang kuat berdasarkan firman Tuhan. Berusaha mencari pembenaran diri dan mencari sebanyak mungkin alasan. Menentang pemimpin rohaninya, memiliki ide-ide yang baik, namun bukan disumbangkan demi kebaikan melainkan dipakai sebagai senjata untuk menyerang dan melemahkan, lalu menganggap diri pintar dan menuntut hormat.
Kita perlu mengubah pola hidup kita sebagai orang Kristen. Kita dapat berubah, ketika kita membiarkan benih firman Tuhan yang ditaburkan itu tumbuh.
Bagaimana benih firman Tuhan itu dapat tumbuh? Kita harus membersihkannya dari batu-batu keangkuhan, keegoisan, kepentingan diri dan memberi hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus. Batu-batu yang demikian akan menghalangi benih firman Tuhan itu tumbuh dan berakar dalam hati kita. Jika hati kita sudah dibersihkan, firman Tuhan itu akan tumbuh dan menghasilnya buah yang banyak (Ay. 8, 20).

B.   CONTENTS
Berdasarkan pada uraian di atas, maka kita akan melihat gambaran tentang benih yang jatuh di atas tanah yang berbatu-batu.

1.   Benih Yang Jatuh di Atas Tanah Yang Berbatu-Batu Adalah Firman Tuhan Yang Tidak Berakar Dalam Hati Manusia.
Berbeda dengan benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang jatuh di pinggir jalan adalah firman Tuhan yang tidak mendapat respon dalam hati manusia, tetapi benih yang jatuh di atas tanah yang berbatu-batu adalah firman Tuhan yang sempat bertumbuh namun tidak berakar dalam hati, ia segera layu dan menjadi kering, ketika tantangan datang.
Ladang yang berbatu-batu adalah ladang yang tidak mungkin menghasilkan, biasanya hanya tumbuh rumput-rumput liar yang tidak berakar terlalu dalam dan yang hidupnya bergantung pada musim hujan. Ketika musim kemarau datang, rumput-rumput itu menjadi layu dan mati dan yang nampak berikutnya adalah tanah yang kering dan berdebu. Seorang petani tentu menghindari jenis tanah atau ladang yang demikian.
Cahaya panas matahari merupakan tantangan berat bagi tumbuhan yang tumbuh di atas tanah yang berbatu-batu, ia akan segera layu dan mati. Inilah gambaran hati manusia yang mendengar firman Tuhan, namun firman itu tidak berakar dalam hatinya.
Ada dua kemungkinan orang yang hatinya digambarkan seperti ladang yang berbatu-batu: 1). Mendengar firman Tuhan, dapat menerimanya dengan baik, tetapi segera melupakannya. 2). Mendengar Firman Tuhan, menerimanya dengan baik, namun tidak mempercayainya saat pencobaan datang. Inilah yang disebut dengan firman yang tidak berakar dalam hati, sehingga saat-saat yang menentukan kualitas keimananya di hadapan Tuhan justru menyerah dan mundur karena penindasan dan penganiayaan. Meninggalkan persekutuan bahkan meninggalkan Tuhan.

2.  Benih Yang Jatuh di Atas Tanah Yang Berbatu-Batu Adalah Firman Tuhan Yang Tidak Dapat Bertahan Lama di hati Manusia.
Benih yang tumbuh di atas tanah yang berbatu-batu dapat digambarkan dengan orang yang mendengar firman Tuhan, lalu berkata saya diberkati sehingga ia menyambut dan menerima dengan gembira, namun dalam saat-saat tertentu, ketika godaan datang, firman itu berlalu dari ingatannya karena tidak di simpanya di dalam hati sebagai kekuatan, atau Tuhan Yesus katakan bahwa benih itu tumbuh, tetapi ketika matahari terbit, ia segera layu dan segera mati, menjadi kering karena tanahnya tipis dan tidak dapat berakar lebih dalam.
Hampir sebagian besar orang Kristen yang hatinya masih seperti tanah yang berbatu-batu. Orang yang demikian nampaknya lebih senang mendengar stand up comedy yang menghibur demi kepuasaan sesaat dari pada mendengar firman Tuhan yang menegor dan menasehati untuk kehidupan kekal.
Orang Kristen yang hatinya seperti tanah yang berbatu-batu, hanya bepikir tentang kehidupan dan kebahagiaan sesaat dan gagal memikirkan masa depannya. Mungkin dapat memikirkan masa depannya, tetapi dengan cara pandang berdasarkan rekaan pikiran sendiri yang dipandang benar dan tepat tanpa diuji dengan kebenaran firman Tuhan.

C.   CONCLUSION
Benih yang jatuh di atas tanah yang berbatu-batu adalah benih yang rentah dengan pertumbuhan yang kerdil dan bahkan kematian. Itulah benih firman Tuhan yang ditaburkan dalam hati manusia, namun tidak berakar. Menangkapnya dengan iman yang dangkal sehingga tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Benih itu tumbuh tetapi tidak bertahan lama, apalagi menghasilkan buah seperti benih yang jatuh di tanah yang subur (Mrk. 3:8,20). Benih itu tumbuh lalu mati karena tidak tahan dengan pencobaan.

D.   APPLICATION
Sebelum kita datang kepada Tuhan untuk mendengarkan firman-Nya, supaya firman itu kita terima dengan iman yang teguh dan menghasilkan buah-buah yang banyak, mari kita menggemburkan hati kita dengan cangkul ketulusan dan keikhlasan. Mari kita singkirkan batu-batu kesombongan dan keeogoisan, sehingga firman itu dapat tumbuh dan menghasilkan buah-buah yang banyak atau diberkati oleh Tuhan. TUHAN YESUS memberkati.

Oleh: Gembala Jemaat GKII Tuka Dalung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.