"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

JEMAAT YANG TAAT MEMBERI PERSEMBAHAN



Ringkasan Khotbah Minggu, 03 Juli 2016, Oleh Gembala Jemaat GKII Tuka Dalung

Scripture: Psalm 4:6

A.   INTORDUCTION
 “Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.”
 Pada zaman sekarang ini, masih ada orang Kristen yang tidak mau memberi persembahan kepada Tuhan. Bukan karena mereka tidak memiliki banyak uang untuk dipersembahkan tetapi karena beranggapan bahwa memberi persembahan ke gereja adalah untuk memperkaya para pemimpin-pemimpin gereja, majelis jemaat dan lain sebagainya. Tetapi ada juga yang tidak memberi persembahan karena takut kekurangan dan belum cukup untuk dipersembahkan, dan masih banyak alasan lainnya, mengapa orang Kristen tidak memberi persembahan.

Memberi persembahan bukanlah tuntutan gereja, bukan juga tuntutan para pemimpin-pemimpin gereja. Sejak awal Alkitab sudah  mencatat dengan jelas bawha, orang-orang yang memberi persembahan kepada Tuhan, dan Tuhan berkenan untuk menerimanya. Orang yang pertama kali memberi persembahan kepada Tuhan adalah Kain dan Habel, hanya persembahan Kain tidak diindahkan oleh Tuhan dan persembahan Habel diindahkan oleh Tuhan (Kej. 4:3-5).

Persembahan di dalam Alkitab dalam Perjanjian Lama pada mulanya adalah dalam bentuk hasil ternak dan juga hasil pertanian, dan Allah menghendaki setiap orang dapat memberi persembahan kepada Tuhan sebagai korban Syukur atas berkat-berkat yang telah diterima.

Nuh mempersembahkan korban dari binatang kepada Tuhan sebagai wujud rasa syukurnya kepada Tuhan yang memeliharanya dari air bah, dan Tuhan berkenan kepadanya (Kej. 8:20-21). Persembahan dari hasil pertanian (Kej. 4:3; Kel. 22: 29; Im. 2:14; Ul. 14:22). Tuhan memerintahkan Musa supaya bangsa Israel mempersembahkan hasil penuaian mereka kepada Tuhan (Im. 23:10-11). Selain itu  ada juga  persembahan dalam bentuk perhiasan sebagai persembahan khusus (Kel. 25:1-2; 35:22-24).
Dalam Perjanjian Baru, mulai ada perkembangan, persembahan diberikan dalam bentuk uang (Mrk. 12:41-44; Luk. 21:1-4). Namun masih ditemukan juga persembahan-persembahan model Perjanjian Lama, misalnya orang-orang Majus, mereka mempersembahkan emas, kemenyan dan mur (Mat. 2:11). Pada waktu Tuhan Yesus di sunat, masih mengacu kepada hukum Tuhan dalam Perjanjian Lama (Luk. 2:24). Tuhan Yesus memerintahkan kepada orang kusta yang baru disembuhkan untuk menghadap iman dan mempersembahkan korban seperti yang diperintahkan oleh Musa (Mat. 8:4; Mrk. 1:44; bdk. Im. 14:2).

Hampir sebagian besar persembahan dalam Perjanjian Baru tidak lagi dalam bentuk hasil ternak dan hasil pertanian. Jemaat mula-mula menjual harta milik mereka, lalu hasilnya  dipersembahkan kepada Tuhan (Kis. 2: 44-45; 4:34-37). Ananias dan Safira menjual sebidang tanah sebagian hasilnya diserahkan kepada rasul-rasul dalam bentuk uang, walaupun persembahannya tidak berkenan di hadapan Tuhan (Kis. 5:1-11).

Pada akhirnya Rasul Paulus memberikan pengertian kepada kita, bagaimana kita memberi persembahan kepada Tuhan; “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. (2 Kor. 9:6-12).

B. IDEA/ CONTENT
Memberi  persembahan kepada Tuhan adalah merupakan kewajiban setiap orang Kristen. Karena dari sejak semula Alkitab telah mencatat bahwa Tuhan menghendaki kita memberi persembahan kepada Tuhan. Memberi persembahan berarti menaati kehendak Tuhan. Apa yang Daud ajarkan tentang hal memberi persembahan kepada Tuhan sebagai korban kepada Allah berdasarkan pada Mazmur 4:6;

1.  MEMBERI YANG TERBAIK KEPADA TUHAN DENGAN CARA YANG BENAR;  “Persembahkanlah Korban Yang Benar”.

Ada beberapa Contoh dalam Alkitab Persembahan yang tidak benar: Contoh dalam PL adalah persembahan Kain. Tuhan tidak berkenan dengan persembahan Kain, karena persembahannya tidak dengan tulus dan ikhlas kepada Tuhan (Kej. 4:2-7). Persemabahan binatang yang cacat kepada Tuhan (Mal. 1:13-14).
Contoh dalam PB adalah persembahan Ananias dan Safira yang ditolak oleh Tuhan karena tidak dengan sepenuh hati (Kis. 5:1-11).
Persembahan yang berkenan di hadapan Tuhan adalah persembahan yang benar, itulah yang disampaikan oleh Daud kepada kita, “Persembakanlah korban yang benar…”. Kata benar diterjemahkan dari kata dalam Bhs. Ibarani  (tsedeq) yang juga dapat berarti layak, patut dan pastas. Inilah yang Tuhan kehendaki kepada kita dalam hal memberi persembahan. Kita harus menghormati Allah dengan pemberian yang terbaik kepada-Nya. Seperti seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya (Mal. 1:6-8). Karena Allah adalah Raja yang Besar (Mal. 1:14b).

Demikianlah kita memberi persembahan kepada Tuhan yaitu persembahan yang layak, patut, pastas dan berkenan kepada-Nya. Yang tentunya memberi dengan sikap yang benar juga, yaitu tulus, ikhlas dan jujur di hadapan Tuhan. karena kata “tsedeq” juga dapat berarti jujur, tulus dan ikhlas atau segala kebajikan.
Ketika kita memberikan yang tidak baik kepada Tuhan, jangan pernah menuntut yang terbaik dari Tuhan. Sekecil apapun persembahan kita, kalau kita memberi yang terbaik dan dengan cara yang baik, maka Tuhan akan mengindahkan kita seperti persembahan seorang janda miskin (Mrk. 12: 41-44).

Gereja sering menemukan persembahan yang tidak layak bagi Tuhan, selembar rupiah yang kotor, lusuh, lecek dan penuh luka robekan,  masuk ke dalam pundi persembahan. Kalau mungkin ia dapat berteriak, mungkin ia akan berteriak kepada Tuhan dan menuntut keadilan mengapa ia diperlakukan demikian! Tapi mungkin ia dapat berpikir juga, ia tidak akan mengatakan apa-apa, siapa yang telah berjasa memasukan ia ke tempat yang baik itu, karena ia sudah menjadi mulia dan diterima disisi-Nya.

2.  MEMBERI YANG TERBAIK DENGAN IMAN KEPADA TUHAN; “…dan Percayalah Kepada Tuhan”.

Tadi sudah diampaikan bahwa korban persembahan yang benar kepada Tuhan adalah persembahan yang layak, patut dan pantas, itulah pemberian yang terbaik kepada Tuhan.

Mengapa banyak orang Kristen takut untuk memberi? Jawabnya jelas bahwa, karena mereka memberi tanpa dibarengi dengan iman atau keyakinan kepada Tuhan. Takut kekurangan dan tidak cukup untuk kebutuhan sehari hari. Tetapi ada juga yang takut memberi karena mengganggap hanya memberi untuk gereja dan pemimpin-pemimpin gereja dan bukan memberi kepada Tuhan. Penting bagi untuk memahami dengan benar bahwa, persembahan yang kita berikan adalah untuk Tuhan dan dikekola oleh gereja untuk kemajuan pekerjaan Tuhan. Oleh karena itu kita perlu iman kepada Tuhan ketika kita memberi, kita sedang memberi untuk Tuhan.

Ketika kita memberi, kita harus percaya kepada janji-janji Tuhan dalam Alkitab.

  1. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19).
  2.  “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (2 Kor. 9:6-8).
  3.   “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mzm. 126:5-6).

 Daud mengatakan; “Percayalah kepada Tuhan.” Dialah Allah yang dapat melakukan lebih besar dari pada yang kita pikirkan.

C.   CONCLUSION
Memberi Persembahan adalah cara orang-orang percaya kepada Tuhan dalam Alkitab dalam mewujukan ibadahnya kepada Tuhan. dalam setiap doa dan ibadah yang dilakukan oleh umat Tuhan selalu ada korban persembahan.

Tuhan berkenan kepada persembahan yang dilakukan dengan benar, dan persembahan yang tidak benar adalah kekejian di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya Daud menyerukan “Persembahkanlah korban Persembahan yang benar dan percayalah kepada Tuhan”.

Persembahan yang benar adalah persembahan yang terbaik dan dilakukan dengan tulus dan ikhlas serta dengan keyakinan atau iman kepada Tuhan yang empunya segala sesuatu yang ada (Mzm. 50:12).

D.   APPLICATION
Sebagai orang yang Percaya kepada Tuhan, mari kita persembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Persembahan yang berkenan dan menyukakan hati-Nya. Dan percayalah bahwa Allah yang empunya langit, bumi dan segala isinya akan memenuhi segala keperluan kita.

Setiap persembahan yang kita berikan kepada Tuhan, jadikan itu sebagai wujud ibadah dan rasa syukur kita kepada-Nya. Jangan kecewakan Tuhan dengan persembahan-persembahan yang tidak layak padahal kita punya yang terbaik yang dapat dipersembahkan kepada Tuhan;

“Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.” (Mal. 1:14).

REFLECTION
“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Luk. 6 : 38)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.