"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

KEMURNIAN IMAN KRISTEN

Bacaan Alkitab: 1 Petrus 1: 3-7


Iman Kristen selalu mengalami tantangan dari masa ke masa dan dari zaman ke zaman. Sekalipun demikian iman Kristen tidak pernah menjadi lemah dan kehilangan kekuatannya berkat keteguhan iman orang-orang yang telah berjuang mempertahankan harta miliknya yang tidak dapat dibandingkan dan diukur dengan apapun yang dunia berikan (bdk. Matius  5:10-12), dan juga oleh berkat pemeliharaan kasih Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat 5, “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.



Di dalam Alkitab tidak ada bagian yang menyebutkan bahwa iman Kristen tidak mengalami pencobaan tetapi justru pencobaan itu adalah sebuah sarana atau alat yang dipakai oleh Allah untuk memernikan iman kita. Dalam Yesaya 48: 10 mengatakan bahwa; “Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.” Penulis Mazmur mengatakan bahwa, “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu” (Mzm. 119: 71). Yakobus menguraikan lebih jelas lagi tentang tujuan dari pencobaan itu sehingga ia memandangnya sebagai suatu kebahagiaan, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (Yak. 1:2-4). Hal ini sejalan dengan apa yang difirmankan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 5:10-12).



Tuhan Yesus mengatakan, bahwa penderitaan yang dialami oleh umat Tuhan sampai saat ini diberbagai belahan dunia sudah dialami oleh nabi-nabi terdahulu, “Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Mat. 5:12). Mereka mempertahankan kemurnian imannya karena mereka tahu siapa Allah yang mereka sembah.



Bagaimana dengan rasul-rasul dalam Perjanjian Baru? Mereka semua mengalami penderitaan yang sama oleh karena imannya kepada Kristus. Yang pertama mati karena kebenaran adalah Kristus, kemudian setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, adalah Stefanus (Kis. 6-8). Stefanus mati karena imannya kepada Kristus kurang lebih 6 tahun setelah penyaliban Tuhan Yesus, yaitu pada tahun 35 Masehi. Lukas mencatat bahwa pada waktu itu terjadi penganiayaan yang hebat (Kis. 8:1). Setelah Stefanus, Yakobus (Kis. 12:2), kemudian Filipus, Matius,  Yakobus saudara Tuhan Yesus, Matias yang menggantikan Yudas Iskariot, Andreas, Markus, Petrus, Paulus, Yudas saudara Yakobus, Bartolomius, Thomas, Lukas, Simon orang Zelot, Barnabas, dan Yohanes saudara Yakobus. Mereka semua menjadi Martir. Mereka tetap mempertahankan kemurnian imannya sampai mereka mati.



Bagaimana kita mempertahankan kemurnian iman kita sebagai umat Tuhan? Apakah penganiayaan dan pencobaan menjadi tantangan terberat untuk bertahan? Itu tentu, namun mari kita perhatikan apa yang disampaikan kepada kita oleh Rasul Petrus untuk membuktikan kemurnian iman kita kepada Kristus.



1.      Percaya Hanya Kepada Kristus Sebagai Satu-Satunya Sumber Pengharapan Akan Keselamatan (Ay. 3-5).



Iman Kristen adalah kepercayaan kepada Allah yang hidup. Kristus telah membuktikan bahwa diri-Nya adalah Allah yang hidup melalui kebangkitan-Nya. Oleh kebangkitan-Nya itulah iman kita diperbaharui sehingga kita memiliki pengharapan (Ay. 3).



Kebangkitan Kristus menjadi dasar pembaharuan iman Kristen. Iman Kristen adalah Kristus yang hidup. Dia menyebut diri-Nya sebagai kebangkitan dan hidup, dan barangsiapa yang percaya kepada-Nya, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yoh. 11:25). Dia menjamin bahwa kita akan hidup dalam kekekalan bersama-Nya (Yoh. 14:6) itulah yang disebut sebagai bagian yang tidak dapat binasa, tidap dapat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di Sorga bagi kamu (Ay. 4).



Jadi, iman Kristen hanya bertaut kepada Kristus. Kristen tanpa Kristus tidak dapat disebut sebagai Kristen. Kristus adalah sumber satu-satu dari segala pengharapan akan keselamatan.  Tidak ada keselamatan selain di dalam Kristus, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis. 4:12).



Kalau ada keraguan tentang kepastian akan keselamatan dalam Kristus, maka iman kita sedang terinveksi “virus kematian”.  Kristus harus menjadi sumber dari segala pengharapan akan keselamatan (Ay. 3-4, bdk. Kol. 1: 27).



2.      Iman Yang Sudah Teruji Melalui Sebuah Proses Pemurnian (Ay. 6-7).



Seperti yang sudah disebutkan tadi bahwa pencobaan adalah sarana yang Tuhan pakai untuk menguji kemunian kita kita. Itulah sebabnya Petrus memandang positif apabila kita sedang berada dalam pencobaan. Hal ini terungkap jelas melalui pernyataannya, “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.” (Ay. 6).



Ada dua kata yang berpadanan yang digunakan untuk merespon setipa pencobaan itu, yaitu “bergembira” dan “bersukacita”. Pencobaan adalah sebuah proses yang membawa iman Kristen kepada mutu dan kualitas yang murni. “Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.” (Ay. 7).



Untuk menadi besar, kita harus melewati sebuah fase kehidupan, entah itu susah ataupun senang, tujuanlah yang menggerakkan kita untuk terus berjuang, seperti emas yang  harus melalui sebuah proses pemurnian dalam api. Demikian proses pemurnian iman kita kepada Kristus sehingga akhirnya kita memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan dari Kristus.



Jika kita melihat tujuan kita lebih besar, maka pencobaan yang menjadi kecil. Tetapi jika kita melihat tujuan kita lebih kecil, maka kita akan melihat pencobaan itu menjadi besar dan kita tidak akan bertahan melewati sebuah proses (bdk. Perempuan Kanaan dalam Matius 15:21-28).



Kesimpulan

Kemurnian Iman Kristen adalah percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya sumber pengharapan akan keselamatan. Kebangkitan-Nya dari antara orang mati telah memperbaharui iman Kristen bahwa kita percaya kepada Allah yang hidup.



Kemurnian iman Kristen adalah iman yang sudah berhasil melewati sebuah proses yang disebut pencobaan. Memandang positif setiap pemcobaan, yaitu untuk menentukan nilai, mutu dan kualitas keimanan kita.



Bagaimana dengan iman kita? Apakah iman kita kepada Kristus benar-benar murni? Hari ini Tuhan Yesus menghendaki kita untuk percaya kepada-Nya. Percaya bukan hanya sekedar percaya tetapi menyerahkan totalitas kehidupan kita kepada-Nya. Dialah sumber kekuatan dan penghiburan kita ketika kita mengalami berbagai-bagai pencobaan. TUHAN Yesus memberkati. #Ketut Mardiasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.