"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

ORANG BENAR AKAN BERCAHAYA SEPERTI MATAHARI

Bacaan Alkitab: Matius 13:43
“Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” Ayat ini tidak berdiri sendiri. Oleh karena itu untuk memahami ayat ini secara utuh dan benar maka kita harus membaca juga konteks ayat ini secara keseluruhan khususnya Matius 13:24-30, 36-43. Tanpa kita memahami konteks ini secara keseluruhan maka ayat 43 yang menjadi thema ini tidak akan kita temukan arti yang sebenarnya dan pasti cenderung salah.
Kita dapat mulai memahami dari ayat 24, “Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.”  Tuhan Yesus berbicara tentang Kerajaan Sorga. Apa itu kerajaan Sorga? Apakah yang dimaksudkan adalah Sorga ke mana kita akan pergi setelah kita mati? Ternyata tidak, tetapi berbicara tentang kehidupan orang-orang benar di dunia ini. Hal in dapat kita lihat dari penjelasan Tuhan Yesus dalam ayat 38, “ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.”
Berbicara tentang kerajaan Sorga adalah berbicara tentang kebenaran dan yang berhubungan dengan Allah, “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” (Rm. 14:17), itulah sebabnya Tuhan Yesus berfirman, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mat. 5:10).
Orang-orang benar diumpamakan seperti benih yang baik yang ditaburkan di ladang, tetapi iblis juga menaburkan benih yang tidak baik di ladang yang sama (bdk. 25, 39). Di situlah benih-benih yang baik atau orang benar dan benih-benih yang tidak baik atau anak-anak si jahat tumbuh bersama. Tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi benih-benih yang baik itu untuk tumbuh sampai waktu menuai, yaitu akhir zaman. Pada akhirnya Tuhan Yesus berfirman bahwa orang-orang benar atau anak-anak kerajaan akan bersinar seprti matahari dalam kerajaan Bapa mereka (Ay. 43).
Bersinar seperti matahari artinya bahwa mereka akan sampai pada puncak kejayaan, kemenangan, sukacita dan kebahagiaan setelah berhasil melewati tantangan berat hidup dan tumbuh bersama-sama dengan anak-anak dari si jahat. Pertanyaannya, bagaimana orang-orang benar dapat sampai pada tahap tersebut?
Pertama, Orang-orang Benar Harus Bertahan Menghadapi Tantangan Dari Dunia Yang Jahat. Mulai dari baru tumbuh benih-benih yang baik yang disebut gandum itu harus berhadapan dengan kejahahatan, yaitu benih-benih yang tidak baik yang disebut lalang (bdk. Ay. 26) Gandum itu harus tumbuh di antara lalang-lalang sampai waktunya menuai, sebab kalau lalang-lalang itu dicabut, maka kemungkinan besar gandum-gandum itu juga akan tercabut karena akarnya sudah saling kait mengaiat. Jalan satu-satunya adalah membiarkan tumbuh bersama-sama (bdk. Ay. 28-29).
Ini adalah sebuah tantangan antara hidup dan mati, antara maju dan mundur, dan antara bertahan atau menyerah. Namun inilah sebuah realitas yang harus dialami oleh semua orang yang hidup dalam kebenaran atau sebagai anak-anak kerajaan. Kalau kita menyerah berarti kita meleburkan diri ke dalam kehidupan yang jahat sekalipun tidak melakukan kejahatan namun pada akhirnya akan mati dan binasa (bdk. Ay. 40-42).
Jalan satu-satunya yang harus kita lalui adalah bertahan betapapun kerasnya tantangan dunia yang selalu memaksa kita untuk menyerah. Apapun yang kita miliki boleh saja habis tetapi Yesus harus tetap menjadi milik kita selamanya. Hak-hak kita dirampas, kebebasan kita dirampas tetapi iman kita kepada Tuhan tidak dapat dirampas (bdk. Kol. 1:23, 2: 6-7). Ini adalah langkah awal menuju puncak kemenangan di mana orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari.
Kedua, Orang-Orang Benar Harus Konsisten Hidup Dalam Kebenaran. Karena hidup tengah-tengah lingkungan yang dominan maka orang-orang yang jumlahnya sedikit cenderung mengikuti pola kehidupan orang banyak tanpa memperhitungkan baik buruk, salah dan benarnya. Tetapi jika kita konsisten dengan kebenaran yang kita hidupi sebesar apapun pengaruh yang ada di sekitar lingkungan kita, kita tidak akan tergoyahkan.
Gandum-gandum yang hidup dan tumbuh bersama-sama dengan lalang-lalang yang sangat berbahaya itu, bulir-bulirnya jika tercampur dengan bulir-bulir gandum dan di makan, maka itu bisa menyebabkan kematian, namum gandum itu tetap konsisten menunjukkan jati diri sebagai benih-benih yang baik, ia tumbuh dan menghasilkan buah. Ia tidak berubah menjadi benih yang tidak baik.
Demikian juga orang-orang benar harus tetap konsisten dengan kebenaran. Ia tidak boleh menjadi jahat ketika hidup di tengah-tengah lingkungan yang jahat, tetap memiliki iman kepada Yesus di tengah-tengah masyarakat yang tidak percaya kepada-Nya. Iman kita tidak boleh latah, penyakit saraf yang suka meniru-niru perbuatan, perkataan dan pola hidup orang lain walaupun memiliki kehidupan dan keyakinan yang berbeda sama sekali. Kita harus tetap konsisten dengan iman dan kebenaran yang kita miliki. Kebenaran tidak dapat bersatu dengan ketidakbenaran seperti terang dangan gelap, seperti minyak dangan air dsb.
Jika kita tidak konsisten, kita akan mudah terpengaruh dengan lingkungan, maka kita akan binasa besama-sama dengan mereka (bdk. 40-42).
Ketiga, Orang-orang Benar Harus Memberi Buah-Buah Kebenaran. Hidup orang benar itu memberi buah. Buah itu adalah tanda kehidupan. Artinya bahwa orang benar itu harus membuktikan bahwa dirinya hidup dalam kebenaran. Bukan saja hanya bisa bertahan dalam menghadapi tantangan, bukan hanya konsisten menghidupi kebenaran tetapi juga memberikan teladan hidup.
Gandum itu bisa tumbuh, bertahan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungannya yang jahat, tetapi ia membuktikan bahwa ia hidup dengan menghasilkan buah (bdk. 26a, 30). Ketika musim menuai maka gandum-gamdum itu akan dimasukkan ke dalam lumbung. Lumbung adalah gambaran tentang Sorga, artinya orang yang menghasilkan buah-buah kebenaran akan masuk ke dalamnya sama seperti bulir-bulir gandum itu dimasukkan ke dalam lumbung.
Demikianlah orang-orang benar harus memberi buah-buah kebenaran sebagaimana juga yang menjadi kerinduan rasul Paulus supaya orang-orang yang percaya kepada Tuhan itu bertumbuh dan menghasilkan buah kebenaran (bdk. Fil. 1:9-11).
Kesimpulan:
Ketika orang-orang benar bertahan menghadapi beratnya tantangan di dunia ini dengan berbagai kejahatan, ketika orang-orang benar konsisten menghidupi kebenaran, mempertahankan iman di tengah-tengah lingkungan yang dominan dan ketika orang-orang benar mampu memberi buah, maka ia akan sampai kepada puncak kejayaan, kemenangan pada akhir zaman. Ia akan bercahaya seperti matahari (Ay. 43).
Sebuah peringatan yang sangat serius kepada kita untuk memperkatikan dengan seksama tentang perumpamaan ini, “siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar”.  Jangan sampai kita binasa bersama-sama dengan mereka yang binasa. Tumbuhlah seperti gandum walaupun besar tantangannya dan jangan menjadi lalang-lalang yang berbahaya bagi lingkungan dan komunitasnya. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.