Bacaan
Alkitab: Matius 13:43
“Pada
waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan
Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” Ayat
ini tidak berdiri sendiri. Oleh karena itu untuk memahami ayat ini secara utuh
dan benar maka kita harus membaca juga konteks ayat ini secara keseluruhan
khususnya Matius 13:24-30, 36-43. Tanpa kita memahami konteks ini secara
keseluruhan maka ayat 43 yang menjadi thema ini tidak akan kita temukan arti
yang sebenarnya dan pasti cenderung salah.
Kita dapat mulai memahami dari ayat 24, “Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka,
kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih
yang baik di ladangnya.” Tuhan Yesus
berbicara tentang Kerajaan Sorga. Apa itu kerajaan Sorga? Apakah yang
dimaksudkan adalah Sorga ke mana kita akan pergi setelah kita mati? Ternyata tidak,
tetapi berbicara tentang kehidupan orang-orang benar di dunia ini. Hal in dapat
kita lihat dari penjelasan Tuhan Yesus dalam ayat 38, “ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang
anak-anak si jahat.”
Berbicara tentang kerajaan Sorga adalah berbicara tentang
kebenaran dan yang berhubungan dengan Allah, “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” (Rm. 14:17), itulah
sebabnya Tuhan Yesus berfirman, “Berbahagialah
orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga.” (Mat. 5:10).
Orang-orang benar diumpamakan seperti benih yang baik yang
ditaburkan di ladang, tetapi iblis juga menaburkan benih yang tidak baik di ladang
yang sama (bdk. 25, 39). Di situlah benih-benih yang baik atau orang benar dan
benih-benih yang tidak baik atau anak-anak si jahat tumbuh bersama. Tentu akan
menjadi tantangan tersendiri bagi benih-benih yang baik itu untuk tumbuh sampai
waktu menuai, yaitu akhir zaman. Pada akhirnya Tuhan Yesus berfirman bahwa
orang-orang benar atau anak-anak kerajaan akan bersinar seprti matahari dalam
kerajaan Bapa mereka (Ay. 43).
Bersinar seperti matahari artinya bahwa mereka akan sampai pada
puncak kejayaan, kemenangan, sukacita dan kebahagiaan setelah berhasil melewati
tantangan berat hidup dan tumbuh bersama-sama dengan anak-anak dari si jahat. Pertanyaannya,
bagaimana orang-orang benar dapat sampai pada tahap tersebut?
Pertama, Orang-orang Benar Harus Bertahan Menghadapi
Tantangan Dari Dunia Yang Jahat. Mulai dari baru tumbuh benih-benih yang
baik yang disebut gandum itu harus berhadapan dengan kejahahatan, yaitu
benih-benih yang tidak baik yang disebut lalang (bdk. Ay. 26) Gandum itu harus tumbuh
di antara lalang-lalang sampai waktunya menuai, sebab kalau lalang-lalang itu
dicabut, maka kemungkinan besar gandum-gandum itu juga akan tercabut karena
akarnya sudah saling kait mengaiat. Jalan satu-satunya adalah membiarkan tumbuh
bersama-sama (bdk. Ay. 28-29).
Ini adalah sebuah tantangan antara hidup dan mati, antara maju dan
mundur, dan antara bertahan atau menyerah. Namun inilah sebuah realitas yang
harus dialami oleh semua orang yang hidup dalam kebenaran atau sebagai
anak-anak kerajaan. Kalau kita menyerah berarti kita meleburkan diri ke dalam
kehidupan yang jahat sekalipun tidak melakukan kejahatan namun pada akhirnya akan
mati dan binasa (bdk. Ay. 40-42).
Jalan satu-satunya yang harus kita lalui adalah bertahan betapapun
kerasnya tantangan dunia yang selalu memaksa kita untuk menyerah. Apapun yang
kita miliki boleh saja habis tetapi Yesus harus tetap menjadi milik kita
selamanya. Hak-hak kita dirampas, kebebasan kita dirampas tetapi iman kita kepada
Tuhan tidak dapat dirampas (bdk. Kol. 1:23, 2: 6-7). Ini adalah langkah awal
menuju puncak kemenangan di mana orang-orang benar akan bercahaya seperti
matahari.
Kedua, Orang-Orang Benar Harus Konsisten Hidup
Dalam Kebenaran. Karena hidup tengah-tengah lingkungan yang dominan maka
orang-orang yang jumlahnya sedikit cenderung mengikuti pola kehidupan orang
banyak tanpa memperhitungkan baik buruk, salah dan benarnya. Tetapi jika kita konsisten
dengan kebenaran yang kita hidupi sebesar apapun pengaruh yang ada di sekitar
lingkungan kita, kita tidak akan tergoyahkan.
Gandum-gandum yang hidup dan tumbuh bersama-sama dengan
lalang-lalang yang sangat berbahaya itu, bulir-bulirnya jika tercampur dengan
bulir-bulir gandum dan di makan, maka itu bisa menyebabkan kematian, namum
gandum itu tetap konsisten menunjukkan jati diri sebagai benih-benih yang baik,
ia tumbuh dan menghasilkan buah. Ia tidak berubah menjadi benih yang tidak
baik.
Demikian juga orang-orang benar harus tetap konsisten dengan
kebenaran. Ia tidak boleh menjadi jahat ketika hidup di tengah-tengah
lingkungan yang jahat, tetap memiliki iman kepada Yesus di tengah-tengah
masyarakat yang tidak percaya kepada-Nya. Iman kita tidak boleh latah, penyakit
saraf yang suka meniru-niru perbuatan, perkataan dan pola hidup orang lain walaupun
memiliki kehidupan dan keyakinan yang berbeda sama sekali. Kita harus tetap
konsisten dengan iman dan kebenaran yang kita miliki. Kebenaran tidak dapat
bersatu dengan ketidakbenaran seperti terang dangan gelap, seperti minyak
dangan air dsb.
Jika kita tidak konsisten, kita akan mudah terpengaruh dengan
lingkungan, maka kita akan binasa besama-sama dengan mereka (bdk. 40-42).
Ketiga, Orang-orang Benar Harus Memberi Buah-Buah
Kebenaran. Hidup orang benar itu memberi buah. Buah itu adalah tanda
kehidupan. Artinya bahwa orang benar itu harus membuktikan bahwa dirinya hidup
dalam kebenaran. Bukan saja hanya bisa bertahan dalam menghadapi tantangan,
bukan hanya konsisten menghidupi kebenaran tetapi juga memberikan teladan hidup.
Gandum itu bisa tumbuh, bertahan dan tidak dipengaruhi oleh
lingkungannya yang jahat, tetapi ia membuktikan bahwa ia hidup dengan
menghasilkan buah (bdk. 26a, 30). Ketika musim menuai maka gandum-gamdum itu
akan dimasukkan ke dalam lumbung. Lumbung adalah gambaran tentang Sorga,
artinya orang yang menghasilkan buah-buah kebenaran akan masuk ke dalamnya sama
seperti bulir-bulir gandum itu dimasukkan ke dalam lumbung.
Demikianlah orang-orang benar harus memberi buah-buah kebenaran
sebagaimana juga yang menjadi kerinduan rasul Paulus supaya orang-orang yang
percaya kepada Tuhan itu bertumbuh dan menghasilkan buah kebenaran (bdk. Fil.
1:9-11).
Kesimpulan:
Ketika
orang-orang benar bertahan menghadapi beratnya tantangan di dunia ini dengan
berbagai kejahatan, ketika orang-orang benar konsisten menghidupi kebenaran,
mempertahankan iman di tengah-tengah lingkungan yang dominan dan ketika
orang-orang benar mampu memberi buah, maka ia akan sampai kepada puncak
kejayaan, kemenangan pada akhir zaman. Ia akan bercahaya seperti matahari (Ay.
43).
Sebuah
peringatan yang sangat serius kepada kita untuk memperkatikan dengan seksama
tentang perumpamaan ini, “siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar”. Jangan sampai kita binasa bersama-sama dengan
mereka yang binasa. Tumbuhlah seperti gandum walaupun besar tantangannya dan
jangan menjadi lalang-lalang yang berbahaya bagi lingkungan dan komunitasnya.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.