Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul
2:1-13
Pentakosta adalah suatu peristiwa yang
menandai gereja dan orang-orang percaya sebagai objek penyataan Roh Kudus.
Pentakosta adalah suatu peristiwa yang sangat penting mengawali perkembangan
gereja dari dan ke seluruh dunia.
Pentakosta
adalah penggenapan janji TUHAN kepada gereja-Nya, “Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai
kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab
dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab
Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yoh. 14:16-17). “Dan Aku akan mengirim
kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota
ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Luk.
24:29).
Pada hari Pentakosta semua orang
percaya berkumpul dalam ketaatan sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka
oleh Tuhan supaya mereka tinggal di kota (bdk. Kis. 1:4-5), dan pada saat itu
juga Roh Kudus turun ke atas mereka (Kis. 2:1-4). Semua orang yang berkumpul
menerima kuasa Roh Kudus. Turunnya Roh Kudus berdampak dengan sangat hebat bagi
mereka dan bagi gereja sampai sekarang ini, namun bagi mereka yang tidak
percaya mengganggap tanda-tanda yang terjadi pada waktu itu sebagai hal yang
biasa saja bahkan mengatakan orang yang sedang kepenuhan Roh disebut sebagai
orang yang sedang mabuk oleh anggur (Ay. 13).
Pentakosta adalah dinamika
yang mewujudkan gereja-Nya menjadi kuat dan berwibawa. Pentakosta adalah sebuah
kekuatan yang tak terbendung yang membuat gereja tumbuh menjadi besar sekalipun
menghadapi hambatan dari zaman ke zaman. Mari kita melihat bagaimana Pentakosta
itu mewujudkan gereja-Nya menjadi kuat dan berwibawa;
1.
Pentakosta Adalah Kuasa Yang Mempersatukan (Ay.
4-11).
Ketika semua orang percaya
berkumpul sebagaimana perintah Tuhan Yesus kepada mereka, Tuhan menggenapi
janji-Nya tentang Roh Kudus (Ay. 1-4). Roh Kudus dicurahkan dan mereka semua penuh
dengan Roh Kudus sehingga mereka mulai berkata-kata dengan bahasa-bahasa
seperti yang diberikan Roh Kudus kepada mereka (Ay. 4).
Peristiwa tersebut
mengundang takjub khalayak orang banyak dari berbagai suku dan bangsa, karena
mereka mendengar orang-orang yang berkumpul di situ berbicara dengan
bahasa-bahasa yang dapat dimengerti yaitu bahasa suku mereka masing-masing,
padahal mereka adalah orang-orang Galilea (Ay. 7). Orang yang berbeda suku dan
bahasanya justru mereka mengerti dengan baik apa yang mereka ucapkan (Ay.
8-11). Mengapa bisa terjadi demikian? Itulah kuasa Roh yang mempersatukan
mereka. Roh Kudus menyatukan berbagai perbedaan menjadi harmoni yang indah.
Bahasa adalah symbol kesatuan.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa bahasa adalah alat pemersatu bangsa. Jadi dinamika
Pentakosta adalah Kuasa yang mempersatukan. Mempersatukan jemaat yang
berbeda-beda suku dan bahasanya, berbeda-beda motivasi dan kepentingannya
menjadi satu dalam Kristus. Semua perbedaan dapat dimengerti untuk menciptakan
nada-nada yang indah untuk di dengar, dilihat dan dirasakan.
2.
Pentakosta Adalah Kuasa Yang Untuk Memuliakan Allah
(Ay. 11).
Pada hari Pentakosta tidak ada
hal-hal yang lain yang mereka ucapkan dan lakukan. Semua mereka larut dalam
kuasa Roh untuk memuliakan TUHAN. Tidak ada catatan tentang apa yang mereka
ucapkan, namun dapat kita mengerti dengan baik bahwa apa yang mereka lakukan
adalah memuliakan Allah. Mereka berkata-kata tentang perbuatan-perbuatan besar
yang dilakukan Allah (Ay. 11b).
Banyak orang yang tidak
mengerti tentang apa yang terjadi. Mereka yang menyaksikan tanpak bingung dan
bertanya-tanya “Apakah artinya ini) Ay. 12). Bahkan ada juga nada-nada negatif
(Ay. 13).
Kuasa itu turun dan membuat
orang-orang percaya fokus kepada perkara-perkara yang memuliakan Tuhan. Jadi setiap
orang yang percaya kepada Tuhan, menerima kuasa Roh Kudus, hadir berkumpul untuk
memuliakan Tuhan dan menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar. Jadi Dinamika
Pentakosta menjadikan jemaat sebagai gereja yang memuliakan Tuhan.
Jikalau kita hadir untuk berkumpul di gereja
namun tidak ada tujuan untuk memuliakan Tuhan melalui cara dan sikaf kita
beribadah, maka kita tidak akan menikmati persekutuan dengan Tuhan dan kita
hanya memuliakan diri kita sendiri dan apa yang kita miliki.
KESIMPULAN:
Hari Pentakosta adalah
kekuatan gereja, menjadikan gereja berwibawa dan penuh dengan kuasa, yaitu
kuasa yang mempersatukan jemaat dari berbagai perbedaan ke dalam irama yang
indah. Yang kedua adalah kuasa yang membuat jemaat hadir sebagai satu-satunya
gereja yang memuliakan Allah.
Gereja dipilih oleh Allah
untuk menceritakan perbuatan-perbuatannya yang besar bagi dunia. Gereja dipilih
sebagai satu-satu alat untuk menyatakan kehendak-Nya, dan Roh Kudus melalui Pentakosta
menjadikan gereja menjadi kuat dan berwibawa sampai hari ini. itulah Dinamika
Pentakosta. Mari kita tetap bersatu sebagai jemaat yang sudah menerima kuasa,
yaitu Roh Kudus dan hidup sebagai jemaat yang memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus
memberkati. #Ketut Mardiasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.