Bacaan Alkitab: Matius 5:10-12
Gelapnya awan yang menutupi seantero mayapada tidak akan pernah
membuat sinar sang surya meredup dan berhenti memancarkan cahayanya untuk
memberi kehangatan dan kehidupan bagi semesta raya. Di balik awan yang gelap ia
terus bersinar ke segala penjuru alam dan tidak ada satu pun yang dapat
membuatnya berhenti untuk bersinar kecuali pada waktu yang sudah Tuhan
tentapkan (Bdk. Mat. 24:29).
Mentari yang terus bercahaya di balik gelapnya awan ibarat
kehidupan orang-orang yang mengasihi Tuhan, ia harus tetap bersinar dibalik
beratnya tekanan sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Ada waktunya
bahwa orang-orang percaya akan dianiaya, dicela dan difitnahkan segala yang
yang jahat, namun hendaknya hal itu tidak membuat orang-orang percaya menyerah
lalu meninggalkan Tuhan (Yoh. 16:1-4a), melainkan tetap bersukacita karena di
balik semua itu ada pengharapan yang bernilai kekal. Tidak selamanya awan gelap
akan menutupi cahaya sinar sang mentari.
Nama Kristen bermula dari sebuah ejekan terhadap kelompok
yang menamakan dirinya sebagai pengikut Kristus, namun seiring dengan
perkembangan waktu para pengikut Kristus semakin banyak oleh pemberitaan firman
Tuhan oleh rasul-rasul dan bapa-bapa gereja, kemudian Kristen menjadi sebuah
wadah yang disebut dengan agama Kristen. Kristen tumbuh dan terus bertumbuh
dari penganiayaan-penganiayaan dari zaman ke zaman, ia melewati gelapnya awan
kehidupan yang sering sekali memaksa orang-orang Kristen meninggalkan Tuhan,
namun berkat keteguhan iman dari orang-orang percaya yang yakin akan
pengharapan kekal, Kristen terus bercahaya sampai hari ini. Gereja Kristus akan
tetap ada sampai kepada kesudahannya. Nyanyian Kemenangan Iman (NKI) bait ke 4
mengatakan bahwa;
Kuasa duniawi
timbul tenggelam
Tapi Gereja
Kristus takkan terbenam
Alam maut tak
sanggup menjatuhkannya
Kristus memenuhi
isi janji-Nya.
Dalam ucapan bahagia dalam Matius 5:1-12, Tuhan Yesus
memberi perhatian khusus tentang masalah penganiayaan. Dari delapan ucapan
bahagia mulai “berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah” sampai “berbahagialah
orang yang membawa damai” masing-masing terdiri dari satu ayat, namun
ketika sampai pada ucapan “berbahagialah orang yang dianiaya”
terdiri dari tiga ayat. Ini mengindikasikan bahwa hal tersebut sangat penting
untuk diperhatikan oleh orang-orang percaya mengingat penganiayaan terlalu
riskan membuat orang-orang percaya menjadi murtad dan meninggalkan Tuhan
seperti yang diperingatkan dalam Yohanes 16:1-4a.
Tuhan Yesus mau menguatkan pendengarnya bahwa di balik
penganiayaan ada pengharapan kekal, oleh karena itu ada tiga kata yang penting
dan sepadan diucapankan-Nya, yaitu; Berbahagialah,
Bersukacita dan Bergembiralah.
Kata-kata ini adalah kata-kata motivasi di tengah-tengah penganiayaan yang harus
dialami oleh umat Tuhan. Iman kita tidak boleh meredup bahkan menjadi mati
melainkan tetap hidup dan tak terpadamkan, seperti mentari yang terus bersinar
di balik gelapnya awan. Sebuah lagu yang sudah sangat lama kiranya menjadi
komitmen kita di hadapan Tuhan:
Dalam suka duka kukan tetap tersenyum
Diolok, dihina kukan tetap tersenyum
Kar’na kutahu Yesus Tuhan besertaku
Apapun terjadi kukan tetap tersenyum.
Kekayaan, kemewahan boleh kau ambil
Kekuatan, kedudukan boleh kau ambil
Asalkan jangan kau ambil Yesus Tuhanku
Apapun terjadi kukan tetap tersenyum
Mengapa kita tidak boleh menjadi lemah tetapi justru harus
berbahagia, bersukacita dan bergembira?
1.
Di
Balik Gelapnya Awan Kita Punya Kekayaan Yang Tidak Nampak oleh Mata Dunia (Ay.
10).
Apa
kekayaan yang tidak Nampak oleh mata dunia? Yaitu warisan yang diberikan oleh
Bapa kepada anak-anak-Nya, warisan yang tidak dapat direbut, dialihtangankan
dan tidak menimbulkan pertetangan atau konflik dengan sesama hak waris, yaitu
Sorga.
Kita
tidak pernah mengklaim sorga itu milik kita, tetapi Tuhan Yesus telah
menyatakan kepada kita bahwa Sorga itu milik kita yang hidup karena kebenaran
dan percaya kepada Kristus sekalipun kita harus melewati tantangan iman, yaitu
penderitaan dan penganiayaan. Itulah sebabnya juga rasul Petrus berkata; “Tetapi sekalipun
kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu
janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar” (1 Ptr.
3:14).
Yang membuat kita bertahan dalam penganiayaan adalah karena kita
mempertahankan hak waris kita yang tak tergantikan oleh kekayaan apapun yang
ada di dunia ini. Ketika kita meninggalkan dunia ini dengan segala yang kita
miliki, kekayaan yang lebih besar akan kita terima dari Tuhan. Kita
meninggalkan warisan yang kita miliki dunia untuk orang yang masih hidup dunia
ini dan kita akan menerima warisan dari Tuhan yang bernilai kekekalan di dalam
kerajaan Sorga. Inilah pengharapan yang membuat kita tetap berbahagia,
bergembira dan bersukacita di balik penderitaan dan penganiayaan yang harus
dialami oleh anak-anak Tuhan. Mentari tak pernah meredup dan tetap bersinar di
balik gelapnya awan.
2.
Di
Balik Gelapnya Awan Kita Punya Pengharapan Yang Tidak Dapat Diberikan Oleh
Dunia (Ay. 11-12).
Selain
kekayaan yang bernilai kekal yang sudah menjadi milik kita, kita juga memiliki
pengharapan, yaitu pemberiaan Allah sebagai hadiah kepada mereka yang sudah
teruji melewati penderitaan dan penganiayaan karena Kristus, “karena upahmu besar di Sorga”. Celaan,
hinaan dan fitnah segala yang jahat tidak akan berarti dibandingkan pemberian
Kristus. Kristuslah yang harus menjadi sumber pengharapan kita. Rasul Petrus
mengatakan bahwa; Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena
nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. (1 Ptr. 4:14).
Tentang “upah yang besar” yang akan kita terima, Tuhan Yesus tidak
memberi keterangan apapun tentang hal itu, namun karena ini tidak menyangkun
hal-hal yang bersifat materi yang fana, maka kita dapat menangkapnya dengan
iman bahwa apa yang Tuhan berikan sebagai upah adalah bagian dari kebahagiaan
kita dan kemuliaan nama Tuhan. Namun ada penafsir yang menafsirkan bahwa upah
yang akan kita terima adalah;
1.
Mahkota Kebenaran. Diberikan kepada mereka yang merindukan
kedatangan Tuhan (Bdk. 2 Tim. 4:8).
2.
Mahkota Kehidupan. Diberikan kepada mereka yang mati karena
Kristus (mati syahid) dan yang bertahan dalam pencobaan (Bdk. Why. 2:10; Yak.
1:12; Rm. 6:6-11).
3.
Mahkota Abadi. Diberikan kepada mereka yang mampu menguasai diri
dalam pertandingan iman (Bdk. 1 Kor. 9:24-27).
4.
Mahkota Sukacita. Diberkan kepada orang yang dengan giat
memberitakan Injil (Bdk. 1 Tes. 2:19; Fil. 4:1; Luk. 15:7).
5.
Mahkota Kemuliaan. Diberikan kepada orang-orang yang dengan setia
menggembalakan domba-domba Allah (Bdk. 1 Ptr. 5:4; Ef. 4:11-16; Ams. 4:7-9).
Ada dua hal penting yang menjadi kekuatan iman
kita di balik penganiayaan yang kita hadapi. Pertama tentu karena kita memiliki
pengharapan yang tidak mungkin diberikan kepada dunia sebagai upah yang besar
dan kedua adalah karena para nabi juga mengalami penderitaan yang sama (Ay. 12;
Bdk. 2 Taw. 36:16; Kis. 7:52). Kalau kita dianiaya, dicela dan fitnahkan segala
yang jahat, itu adalah bagian yang memang harus terjadi, bukan bermaksud untuk
mencelakan melainkan supaya kita menjadi kuat, sempurna dan utuh, tidak
kekurangan sesuatu apapun (Bdk. Yak. 1:2-4).
KESIMPULAN:
Mentari akan terus bercahaya memancarkan cahayanya dibalik
gelapnya awan, tidak akan meredup dan berhenti untuk bersinar. Kehidupan
orang-orang percaya tidak boleh menjadi lemah karena penderitaan dan
penganiayaan. Dibalik penganiayaan tersimpan kekayaan yang dunia tidak pernah
tahu tetapi yang terus kita pertahankan. Di balik pencobaan dan penganiayaan,
Tuhan siapkan upah yang besar di Sorga, karena itu, berbahagialah, bersukacita
dan bergembiralah.
Jangan padamkan semangat kita dalam mengikut Tuhan, karena
demikianlah yang harus terjadi bagi orang-orang percaya untuk memperoleh bagian
yang tak dapat layu yang disediakan oleh Allah bagi kita dan yang bertahan
dalam pencobaan dan penganiayaan. Dunia boleh menbenci kita asalkan jangan kita
kehilangan Kristus sebagai sumber pengharapan kita. Mari tunjukkan kepada dunia
bahwa kita memiliki Kristus, memiliki segalanya. Tuhan Yesus memberkati. #KetutMardiasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.