"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

MELAYANI DENGAN POLA PELAYANAN YESUS


Bacaan Alkitab: Markus 1: 35-42


A.  PENDAHULUAN
Akan lebih mudah bagi seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan berhasil apabila mereka bekerja mengikuti pola atau dengan system yang sudah ada. Tidak terlalu banyak membuang-buang energy, menguras tenaga, waktu, pikiran dan perasaan untuk mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan. Bekerja dengan pola akan mempermudah dan mempercepat pekerjaan itu dapat diselesaikan dengan baik bahkan bisa menambah volume pekerjaan itu sendiri. Demikian juga halnya dengan pelayanan atau melayani Tuhan.

Tuhan telah meninggalkan pola yang sangat baik bagi kita untuk diterapkan dalam pelayanan maupun dalam pekerjaan kita masing-masing sebagai anak-anak Tuhan. Ketika Tuhan Yesus hendak memulai pekerjaan-Nya untuk memberitakan Injil, nampaknya Ia tidak hanya pergi begitu saja tanpa mempersiapkan perencanaan yang baik terlebih dahulu. Ia pasti memikirkan bagaimana Ia memulai dan bagaimana melakukannya. Pekerjaan tanpa perencanaan dan strategi tentu tidak akan mendapatkan hasil yang baik.

Semua orang punya caranya sendiri untuk berhasil, tetapi tidak sedikit orang gagal karena terlalu berambisi untuk berhasil dengan cepat namun mengabaikan hal-hal yang sederhana dan menganggapnya sebagai hal yang tidak penting dan tidak perlu mendapat perhatian. Sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil, sesuatu yang besar dimulai dari hal-hal yang sederhana. Hal yang kecil dan yang sederhana adalah tahapan awal terjadinya perubahan yang besar. Mengabaikan hal yang kecil dan sederhana sama artinya secara tidak sadar sudah merencanakan kegagalan sejak dini.

Tuhan Yesus telah memberikan sebuah contoh kepada kita melalui sebuah perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25: 14-30. Yang menerima lima talenta dan dua talenta mengembangkannya masing-masing menjadi sepuluh dan empat talenta, (ay. 15-17) tetapi yang menerima satu talenta mengabaikannya dengan berbagai alasan sehingga tidak menghasilkan apa-apa (ay. 18, 24-25). Yang menerima lima dan dua talenta menerima pujian dari tuanya Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (ay. 21, 23). Hamba yang menerima satu talenta disebut sebagai hamba yang jahat dan malas, ia mengalami kegagalan total (ay. 26-30). “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Luk. 16:19). Inilah contoh dari mengabaikan hal yang sederhana dan menganggapnya kecil dan tidak penting.

B.  POLA PELAYANAN YESUS
Sekarang mari kita perhatikan bagaimana pola Tuhan Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya. Bagaimana Ia memulai pekerjaan-Nya dan bagaimana juga melakukannya.

     1.   Mengawali Dengan Berdoa (Ay. 35).
Hal yang paling penting dalam semua aktivitas kehidupan manusia bukanlah kekuatan secara fisik, kecerdasan berpikir dan pengetahuan atau wawasan yang luas, walaupun semuanya itu penting dan mutlak dibutuhkan dalam bekerja untuk meraih keberhasilan. Doa berada di atas semuanya itu. Oleh karena itu doa harus menjadi bagian terpenting dan tidak boleh dilupakan dalam semua aktivitas yang kita lakukan.

Dengan mengawali semua aktivitas kita dengan doa, berarti telah menyerahkan semua yang akan kita lakukan dan kerjakan kepada pimpinan Tuhan dan membiarkan Dia terlibat dalam semua keputusan dan perencanaan. Semua perencanan yang dibangun berdasarkan kecerdasan dan kemampuan manusia akan gagal kalau bukan Tuhan yang melaksanakannya, “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.” (Ams. 19:21).

Doa menjadi pondasi dari segala sesuatu yang kita bangun dengan kecerdasan dan kemampuan kita. Itulah sebabnya Tuhan Yesus memulai pekerjaan atau pelayanan-Nya memberitakan Injil dengan berdoa. Pagi-pagi buta Ia telah membangun pondasi dari seluruh pelayanan-Nya dengan doa (ay. 35).

Sering sekali kita lupa dan mengabaikan hal yang penting dari yang terpenting ini. Hari ini Tuhan Yesus mengajar kita untuk memulai segala aktivitas pekerjaan dan pelayanan kita dengan berdoa.

      2.   Mulai Dari Yang Paling Mudah dan Sederhana (Ay. 36-38).
Ketika seseorang melihat sesuatu yang lebih besar, pekerjaan yang lebih menjanjikan masa depan, mereka lupa dengan kapasitas dirinya sehingga melupakan hal-hal paling kecil dan yang sederhana sekalipun. Keinginannya yang besar tidak diimbangi dengan kemampuannya yang besar. Keinginan yang besar  harus dimulai dari yang paling mudah dan sederhana atau dengan kata lain, sesuatu yang besar berawal dari sesuatu yang kecil. Pengetahuan dan pemahaman ini akan menolong kita untuk tidak mengabaikan hal-hal yang kecil dan sederhana.

Tuhan Yesus tidak pergi ke tempat yang jauh untuk menjanggkau ladang pekerjaan yang lebih besar sebelum Ia menyelesaikan pekerjaan yang terdekat dan mudah dijangkau. Setelah selesai berdoa Ia mengajak murid-murid-Nya untuk pergi ke kota-kota yang berdekatan (ay. 38). Artinya tempat yang paling mudah dijangkau atau pekerjaan yang paling mudah untuk dikerjakan sebagai tahapan awal untuk memulai pekerjaan berikutnya yang lebih besar.

Hal ini penting untuk kita terapkan dalam pelayanan dan pekerjaan kita. Kita tidak akan pernah bisa menjadi besar kalau kita mengabaikan hal-hal yang mudah dan sederhana karena berambisi untuk cepat menjadi besar. Semua pekerjaan baik di gereja maupun pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar gereja berjalan mengikuti proses dari tahapan yang paling mudah hingga kepada tahapan yang besar sekalipun. Karena itu, mari kita lakukan dengan setia yang hal-hal yang mudah, kecil dan sederhana yang akan mengantar kita kepada pekerjaan atau tanggung awab yang lebih besar.

      3.    Mengembangkan Kepada Pekerjaan Yang Lebih Luas (Ay. 39a).
Mengembangkan pekerjaan yang lebih besar adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh setiap orang untuk mendapatkan hasil yang lebih besar bahkan sebisa mungkin menguasai pangsa pasar di tengah-tengah persaingan yang besar.

Tuhan Yesus melakukan hal yang sama setelah Ia menyelesaikian pekerjaan-Nya yang lebih mudah. Ia melangkah lebih jauh lagi untuk menguasai semua suku-suku di mana pekerjaan pemberitaan Injil dapat diterima oleh semua orang. Ia mengembangkan pelayanan-Nya ke seluruh kota Galilea, Lalu Pergilah Ia ke seluruh Galilea”.

Tidak terlalu sulit bagi-Nya untuk melangkah dan mengembangkan pelayanan-Nya ke daerah-daerah yang lebih luas, karena yang pertama Ia telah memulainya dengan doa dan menyelesaikan pekerjaan pelayanan-Nya mulai dari yang terdekat dan mudah dijangkau. Keberhasilan pada tahap yang mudah, pada luar lingkup yang kecil dan sederhana membawa-Nya untuk memandang kepada ladang yang lebih besar untuk dikerjakan.

Ini sekaligus menjadi contoh bagi kita dalam mengembangkan pelayanan di gereja, supaya kita tidak puas dengan keberhasilan yang kini dipercayakan kepada kita, tetapi juga harus mampu melihat keluar kepada ladang yang lebih luas.

     4.   Menuntaskan Pekerjaan Yang Masih Ada (Ay. 39b-42).
Kepuasaan seorang pekerja adalah menuntaskan pekerjaannya dengan baik. Tidak menyisakan dan menunda pekerjaan yang masih ada dan yang masih bisa dikerjakan pada waktu bersamaan.

Tuhan Yesus menuntaskan pekerjaan-Nya dengan baik dan tidak meninggalkan proyek mangkrak untuk dibiarkan atau dikerjakan oleh orang lain dikemudian hari.

Pekerjaan apa saja yang dituntaskan oleh Tuhan Yesus, pertama-tama tujuan adalah memberitakan Injil, “… supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang” (ay. 38b), tetapi kemudian ada pekerjaan yang lain yang harus dikerjakan secara bersamaan yaitu mengusir setan-setan (ay. 39b) dan menyembuhkan orang-orang sakit (ay. 40-42).

Tuhan Yesus tidak membiarkan setan-setan mengahantui keberadaan orang-orang yang telah diajarkan firman Tuhan dan tidak juga meninggalkan mereka tetap berada dalam penderitaan secara fisik oleh karena sakit penyakit. Tuhan Yesus menuntaskan semuanya itu dalam satu pekerjaan sekaligus, karena setan-setan dan sakit penyakit tentu akan menjadi penghalang orang-orang menerima berita Injil.

Dalam pelayanan atau pekerjaan-pekerjaan lainnya  kita juga sering diperhadapkan dengan tugas tambahan yang sebenarnya bukan menjadi tujuan dan perioritas kita, tetapi itu juga harus kita selesaikan supaya tidak ada yang mengganggu keberhasilan pelayanan dan pekerjaan kita.

C.  KESIMPULAN
Tuhan Yesus Melayani dengan pola-pola sangat sederhana dan mudah untuk kita terapkan dalam pelayanan maupun dalam pekerjaan kita. 

Pola itu tersusun dengan sangat sistematis yang diawali dengan doa atau penyerahan diri untuk sebuah tanggung jawab yang besar, mulai mengerjakan yang paling mudah dijangkau atau dikerjakan, mengembangkan ke ke tempat yang lebih luas dan menuntaskan pekerjaan pelayanan-Nya dengan baik.

D.  PENERAPAN
Apa yang bisa kita lakukan dalam pekerjaan dan pelayanan kita? Mari kita menerapkan pola pelayanan atau pekerjaan yang seperti yang Tuhan Yesus lakukan.

Tuhan Yesus memulai dengan doa dan penyerahan diri dan dapat mengakhirinya dengan tuntas. Awal yang baik menghasilkan akhir yang baik. Awal yang buruk akan menghasilkan akhir yang buruk juga. Ketika kita mulai dengan Tuhan, maka kita akan menuai hasil yang baik dan juga tuntas (bdk. Fil. 1:6). #MDS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar yang tidak mengandung sara. Komentar yang tidak sopan tidak mengikuti aturan akan di delete. Tuhan Yesus Memberkati...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.