"DIALAH YANG KAMI BERITAKAN, APABILA TIAP-TIAP ORANG KAMI NASIHATI DAN TIAP-TIAP ORANG KAMI AJARI DALAM SEGALA HIKMAT, UNTUK MEMIMPIN TIAP-TIAP ORANG KEPADA KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS. ITULAH YANG KUUSAHAKAN DAN KUPERGUMULKAN DENGAN SEGALA TENAGA SESUAI DENGAN KUASA-NYA, YANG BEKERJA DENGAN KUAT DI DALAM AKU." (KOLOSE 1:28-29)

KEADILAN ALLAH

Bacaan Alkitab: 2 Tes. 1:3-11

A. PENDAHULUAN
Tuhan menyatakan kehendak-Nya bukan berdasarkan asumsi manusia. Tuhan pasti akan melakukan ini dan itu berdasarkan apa yang dipandangnya baik tanpa mengerti kehendak-Nya secara benar. Bahkan ada orang yang hidupnya bertentangan dengan kehendak Tuhan berani berkata dan melakukan pembelaan diri bahwa Tuhan itu penuh kasih dan penyayang, Tuhan pasti akan membelanya walaupun ia sudah berlaku tidak benar.

Tuhan tidak dapat diatur oleh kehendak dan keinginan manusia. Tuhan melakukan kehendak-Nya berdasarkan pada cara-Nya yang terbaik untuk menyatakan kasih dan keadilan-Nya pada manusia. Dengan keadilan Ia menghukum dan dengan kasih Ia menyatakan kebaikkan-Nya. Artinya Allah yang penuh kasih bukan berarti tidak menghukum dan Allah yang adil bukan berarti Ia memberikan hak-hak yang sama kepada orang benar dan kepada orang berdosa.

Dalam pembacaan Alkitab hari ini, kita diberikan sebuah pandangan atau pengertian bagaimana Allah yang adil itu bertindak. Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Tesalonika bahwa jemaat di Tesalonika bukan saja mendapat peenghargaan tertinggi karena pertumbuhan iman mereka kepada Tuhan dan kasih kepada sesama jemaat (Ay. 3), tetapi Paulus juga menyatakan bahwa mereka layak  di hadapan Allah, yaitu dilayakkan menjadi warga kerajaan Sorga oleh karena keteguhan dan ketabahan mereka dalam menghadapi penganiayaan dan penindasan (Ay. 4-5), dan menghukum orang-orang yang hidupnya tidak tertib dan melawan kehendak Allah (Ay. 8-9).

B. KEADILAN ALLAH
Mari kita melihat lebih dalam lagi tentang keadilan Allah. Bagaimana Allah bertindak menyatakan keadilan-Nya?

1. Memberikan Reward Kepada Orang-Orang Yang Telah Berjuang Dalam Iman Kepada Tuhan dan Kasih kepada Sesama (Ay. 3-5).

Reward atau penghargaan yang jemaat Tesalonika terima dikatakan sebagai wujud keadilan Allah kepada mereka yang telah berjuang dalam iman kepada Tuhan dan yang telah memelihara kesatuan dalam kasih kepada sesama.

Iman dan kasih mereka bertumbuh, bukan saja membuat Rasul Paulus merasa sangat bangga sehingga ia "wajib mengucap syukur" (Ay. 3), tetapi juga menobatkan mereka sebagai orang-orang benar di hadapan Allah sehingga mereka layak menjadi warga Kerajaan Allah (Ay. 5). Ini adalah sebuah prestasi yang sangat membanggakan dan sekaligus menjadi pengharapan kekal.

Pertanyaannya, Apakah kita sudah berjuang dalam iman kepada Tuhan dan sudah menjaga kesatuan kasih dengan sesama kita? sudah layakkah kita mendapat penghargaan menjadi warga Kerajaan Allah? Mari kita terus berjuang sampai kita layak menerima keadilan Allah.

2. Menghukum Orang-Orang Berdosa dan yang tidak tertib Dalam Iman Kepada Tuhan (Ay. 5-6, 8-9).

Setelah menyatakan bahwa jemaat di Tesalonika layak mendapat reward dari Tuhan, Paulus mau supaya mereka tetap stabil dalam iman kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Ia menyatakan bahwa orang-orang berdosa dan orang-orang yang tidak tertib dalam iman akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya (Ay. 9).

Apakah artinya itu, bahwa Tuhan tidak mengasihi mereka. Tidak, Allah mengasihi mereka namun mereka telah memilih jalannya sendiri yaitu hidup mengikuti kemauan dan kehendaknya sendiri dan lepas dari kontrol firman Allah atau Injil Kristus. Kasih bukan berarti tidak menghukum dosa. Jika Allah yang Kasih itu tidak menghukum dosa berarti Allah sudah berlaku tidak adil.

Rasul Paulus sudah menjelaskan bagaimana Allah memberi keadilan. Hukuman yang dilakukan Allah juga merupakan wujud keadilan Allah, dan memberikan kelegaan kepada orang-orang tertindas (Ay. 6-7).

Semua orang yang hidup benar yang telah berjuang pada jalan kebenaran akan dimuliakan pada waktu Kristus menyatakan diri-Nya (Ay. 10-12).

Pertanyaannya, Apakah pilihan kita? Berjuang dalam iman walaupun penuh tantangan namun akhirnya kita dilayakkan di hadapan Tuhan atau terus bertahan dalam kehidupan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan yang pada akhirnya kita binasa?

C. KESIMPULAN
Allah menyatakan keadilannya dengan memberikan reward atau penghargaan kepada mereka yang telah berjuang dalam iman dengan melayakkan menjadi warga Kerajaan Allah. Allah menghukum mereka yang hidup tidak tertib dalam iman yang berujung pada kebinasaan sampai selama-lamanya.

D. PENERAPAN
Sebagai orang-orang percaya kepada Tuhan dan yang sudah mengenal kebenaran Injil Kristus, mari kita terus berjuang walaupun harus menderita, sebab Tuhan pasti menyatakan keadilan-Nya kepada orang-orang yang tertindas dan menghukum mereka yang berlaku tidak benar di hadapan Allah. Tuhan Yesus memberkati.

TUMBUH MENJADI JEMAAT YANG MEMBANGGAKAN

Bacaan Alkitab: 2 Tes. 1:3-4

A. PENDAHULUAN
Paulus adalah seorang rasul yang besar, yang mendirikan banyak gereja-gereja melalui penginjilannya dan sekaligus menjadi pemerhati baik gereja-gereja yang dirintisnya sendiri maupun oleh rasul-rasul yang lain. Ia mengajar jemaat-jemaat supaya mereka menjadi jemaat yang kuat dalam pencobaan dan menegor mereka yang hidup bertentangan dengan kehendak Allah. 

Menjadi kebanggaan tersendiri ketika Paulus mendengar jemaat-jemaat atau orang-orang percaya kepada Kristus bertumbuh ke segala arah terutama dalam persekutuan mereka dalam Kristus maupun dalam hubungan mereka dengan sesama. 

Rasul Paulus memberikan penghargaan tertinggi kepada jemaat di Tesalonika, dengan bangga ia mengatakan bahwa; "Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara." (Ay. 3a) dan bahkan bermegah (Ay. 4). Apa yang melatarbelakangi rasul Paulus mengatakan wajib mengucap syukur dan bermegah? Karena ia melihat jemaat di Tesalonika memiliki pertumbuhan yang luar biasa. Dari pernyataannya itu, kita dapat tahu bahwa rasul Paulus merasa sangat bangga dengan jemaat di Tesalonika.

B. JEMAAT YANG MEMBANGGAKAN
Bagaimana ciri-ciri jemaat yang membanggakan itu? Mari kita melihat dan belajar dari jemaat di Tesalonika.

1. Tumbuh Semakin Kuat Dalam Iman Kepada Tuhan (Karena Imanmu makin bertambah). 

Kata bertambah bukan berarti menjadi bertambah banyak, tidak diukur secara kuantitas melainkan secara kualitas yaitu terus bertumbuh menjadi semakian besar dan kuat. Ibarat biji sesawi yang kecil, ketika ia tumbuh bisa menjadi pohon yang besar dan akar yang kuat untuk menopang pohonnya agar tetap bisa berdiri ketika badai melanda. "Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." (Mrk. 4:31b - 32). 

Ketika iman tumbuh menjadi kuat, maka ketika pencobaan datang, ia tidak mudah menyerah dan meragukan Tuhan sekalipun harus menderita dan melewati lorong yang gelap. Tetap konsisten pada keputusan imannya dan selalu siap menghapi segal0pp kemungkinan yang bisa saja terjadi pada waktu yang tidak diduga-duga.

Iman Jemaat di Tesalonika tumbuh menjadi kuat, mereka tidak goyah menghadapai penganiayaan dan penindasan yang mereka alami, oleh karena itu Paulus merasa berbangga hati karena iman mereka yang demikian itu. (Ay. 4). Ini jugalah yang menjadi kehendak Tuhan dan keinginan setiap hamba Tuhan kepada jemaatnya, yaitu tumbuh menjadi kuat dalam iman kepada Tuhan. 

Pertanyaanya, apakah kita sudah menjadi jemaat yang membanggakan, terus bertumbuh semakin kuat walaupun harus melewati banyak tantangan? Mari kita memeriksa diri kita masing-masing.

2. Tumbuh Dalam Kasih Yang Kuat Kepada Sesama ( dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu).

Kata semakin kuat dapat diartikan semakin erat, memiliki jalinan yang tidak mudah dilepaskan. Hal ini lahir dari kehidupan yang beriman kepada Tuhan. Iman dan kasih berjalan secara beriringan. Tanpa iman kepada Tuhan, mustahil mereka bisa hidup berdampingan dalam kasih kepada sesama.

Di mana iman bertumbuh, di sanalah kasih akan menjadi semakin kuat, karena iman bekerja melalui kasih. Dan bukan hanya sejumlah orang saja di antara mereka, tetapi setiap orang bertambah kuat kasihnya satu terhadap yang lain. Tidak ada perpecahan di antara mereka, sebagaimana yang terjadi di dalam beberapa jemaat lainnya.

Kasih yang mempersatukan mereka sehingga mereka dapat terhibur dalam menghadapi penganiayaan. Kasih juga telah membuat mereka menjadi jemaat tabah dan sabar. Ini jugalah yang membuat rasul Paulus memberikan penghargaan tertinggi kepada jemaat di Tesalonika, bahkan bermegah karena mereka.

Pertanyaanya, bagaiaman dengan kita? Apakah kasih kita semakin kuat antara satu dengan lainnya? Atau masih diwarnai dangan intrik-intrik yang memicu terjadinya perpecahan? Mari kita kembali memeriksa hati kita masing-masing.

C. KESIMPULAN
Yang melatarbelakangi Paulus memberikan penghargaan kepada jemaat di Tesalonika adalah karena kebanggaannya terhadap pertumbuhan mereka, yaitu bertumbuh semakin kuat dalam iman kepada Tuhan dan yang kedua, bertumbuh dalam kasih yang kuat kepada sesama mereka.

Apakah kita sudah layak disebut sebagai jemaat yang membanggakan dan patut diberi penghargaan? Mari kita terus berusaha sebagaimana yang telah digambarkan oleh jemaat di Tesalonika. Mari kita menjadi jemaat yang dinamis dan jangan menjadi jemaat yang statis tujuan kita menjadi jemaat yang tumbuh dan membanggakan akan terwujud melalui kehidupan kita bersama. Tuhan Yesus memberkati. #MDS